Catatan Bunda Naufa: Menulis

Resensi Novel Bidadari-Bidadari Surga

Ini adalah sebuah resensi yang kutulis dalam rangka belajar menulis. Jadi deh masih berantakan, acak kadut. Novel ini berjudul " Bida...

Prasangka

ini adalah kelanjutan cerita berjudul Tabungan. mohon masukannya ya... ***** Motor gede Ardy menderum. Ardy dengan atribut bersepeda m...

Tabungan

Gerbang besi setinggi satu meter itu terbuka. Warna pekat hitamnya telah memudar. Terlapisi debu yang kian lengket berselimut embun pagi. ...

Boros

Kabut pagi masih menyelimuti langit. Udara segar dingin menusuk tulang. Butiran embun jatuh satu dua di sela-sela dedaunan. Beberapa burun...

Perang Dingin

Sambungan terakhir dari kisah sebelumnya yang berjudul Berantakan . Selamat menikmati :) Suara adzan menggema di seantero kota. Bersahut...

Berantakan

Ini adalah kelanjutan cerpen terdahulu yang berjudul Gayung ***** Perabot berserak acak memenuhi lantai depan kamar mandi. Sisa kuah ...

Gayung

“Tiara, Ibu mau kerumah sore ini…” “Jam berapa, Bu…?” “Insya Allah menunggu Bapak pulang kerja, sekitar jam 4 sore an” “Minep, Bu? “En...

Resensi Novel Draculesti

“Aku tak sanggup melanjutkan, Nda… sungguh!” Berulang kali kutarik nafas panjang dan menghembuskannya berlebihan. Jantungku berpacu lebi...

Tips Menulis untuk Ibu-Ibu

Kemarin malam ada yang mengomentari status FB saya. Minta dibagi tips biar bisa menulis. Hm... antara kegeeran dengan tidak percaya. Seperti...

Depositokan Pahala dengan Pena

Depositokan Pahala Dengan Pena   —  Setiap yang bernyawa pasti mati. Setiap jiwa pasti kembali tiada. Harta tak kan kita bawa sebanya...

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

index