Kiat Cepat Lunas Hutang
Kelanjutan artikel Cara Cepat Lunas Hutang II
Menjelang kelahiran anak kedua, kami semakin pusing. Rumah kontrakan yang sudah habis masa sewanya, biaya persalinan yang belum ada karena dipinjam sama teman belum dikembalikan.
Orang-orang yang mulai menagih karena hutang sudah terlalu lama. Allah… sungguh sempit sekali dunia. Mau lari kemana saat sudah sempit seperti ini? Kenapa saat lapang yang lalu tak menyelesaikan semua tanggung jawab?
Hampir 10 bulan kami berkelana. Terkatung-katung. Tanpa pemasukan. Dari satu kos-kosan ke kos-kosan yang lain. Dari satu pengusiran ke pengusiran yang lain. Kisahnya saya tulis disini Rumahku syurgaku. Makan juga berhutang dari satu warung ke warung yang lain. Subhanallah… masa-masa itu sungguh tak akan terlupakan.
Pernah terpaksa makan nasi aking saking tak punya uang. Anak-anak yang rewel karena kelaparan. Sampai saya memutuskan untuk pulang ke Lampung. Mungkin kondisi kita akan lebih baik disana. Kasian anak-anak kalau begini terus keadaannya.
Dua bulan saya di kampung halaman. Tapi, menurut saya kondisinya jauh lebih baik di perantauan. Belum lagi pandangan sinis tetangga dan sanak saudara. “Memangnya ayah naufa itu kerjanya apa?”
Ya, suami saya memang memutuskan banting setir menekuni pembuatan website setelah kebangkrutan bisnis kami yang terakhir. Memutuskan tidak berjualan dan sekedar membuatkan toko untuk orang lain lain.
Karena masih belajar, siang malam tercurah untuk menelateni kode-kode HTML, CSS dll yang saya sendiri tidak faham. Hasil pembuatan website lebih sering gratisnya ketimbang dikomersialkan.
Maklum masih tahap pembelajaran. Uang yang ada dipakai untuk membeli CD tutorial buku-buku dan sarana penunjang lainnya.
Pada bulan ke tiga, suami sudah mulai berani menawarkan jasa pembuatan website. Waktu itu, untuk membuat 1 website butuh waktu 2 minggu. Masih di tarif Rp.250.000/web. Setelah dua bulan di kampung halaman (rumah ibu saya) suami saya memutuskan menjemput. Lagi-lagi nekat untuk tetap bertahan di Surabaya.
Selama saya di Lampung, beliau siang malam menghabiskan waktu untuk belajar. Dan hasilnya luar biasa. Kemampuannya semakin meningkat. Pesanan website sudah semakin banyak antara 6-8 web/bulan. Tarifnya pun sudah Rp. 500.000/web bahkan ada yang Rp. 1.000.000/web.
Setelah difikir-fikir secara matang dan mendalam, bekerja sebagai web designer memang menjanjikan. Namun, untuk target melunasi hutang, rasanya itu akan memakan waktu lama sekali. Mungkin berbilang tahun dan harus dikerjakan sendiri.
Kabar baiknya, tempo hari suami sempat mengikuti training marketing online dan sempat mengajarkannya kepada dua orang senior dengan hasil yang luar biasa. Omset penjualan usaha mereka merangkak pesat. Kami jadi berfikir untuk mencoba membuat toko online sendiri.
Setelah riset kata kunci yang bisa menghasilkan cash flow yang deras. Jadilah kami sekarang bergelut di bisnis ini Grosir Koyo, Nutrisi Anak dan Grosir Herbal. bermodal nekat juga, tapi kali ini dengan arahan seorang rekan yang telah sukses bisnis buah di kota Bogor. Terimakasih untuk para guru bisnis atas nasehat-nasehat kalian semua.
Modal murobahah (beli kredit) sebesar 12 juta terlunasi dalam waktu 10 bulan. Kini, omset bulanan Grosir koyo mencapai Rp. 50.000.000.
Alhamdulillah… hanya dalam waktu 10 bulan sejak bisnis ini diluncurkan, hutang kami yang bejibun sudah lunas. Perasaan lega, tenang dan tentram tanpa hutang. Subhanallah… seperti bayi baru lahir ya, Nda…
Dulu kita sering berandai-andai, bermimpi bahwa kita akan bebas dari jeratan hutang. dan sekarang mimpi itu telah menjadi kenyataan. telah kita lalui jalan yang berliku, terjal bahkan jurang yang tajam.
Kami sungguh bersyukur bisa keluar dari jerat hutang pada usia pernikahan tahun ke-enam. Kini, Grosir koyo telah mempekerjakan dua orang karyawan. Semoga Allah menyampaikan kami pada cita-cita bebas finansial tanpa hutang.
Nah, dari pengalaman yang lalu kami belajar banyak Kiat cepat lunas hutang. Pengertian CEPAT disini bukan dimaksud dengan cara instan. Bukan seketika alias aba kadaabra lho ya...
Inilah dia pokok-pokoknya yang kami sarikan dari pengalaman pribadi, nasehat guru bisnis, membaca buku dan lain-lain.
Kiat Cepat Lunas Hutang
1. Jangan Gampang berhutang. Sesulit apapun kondisi kita, jangan mudah berhutang. Harus ada pengkajian berulang jika kita toh terpaksa berhutang. Apakah hutang tersebut benar-benar menjadi kebutuhan kita atau sekedar keinginan.
Banyak orang terjebak hutang semata karena menyepelekan hutang yang kecil-kecil. Berhutanglah dengan hati-hati. Kecuali kalau kondisinya sudah mendesak darurat gawat sekali.
Hutang tidak hanya membebani seseorang di dunia saja lho. Hutang juga akan menyeret yang punya hutang hingga ke mizan perhitungan kelak di hari pembalasan. Bahkan sekalipun orang yang mati syahid. Tengok saja hadis-hadis berikut ini:
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414)
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412)
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078).
"Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410).
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
Padahal kan syuhada’ nggak pake hisap kelak ya, tapi itu tidak berlaku kalau ia punya hutang. Wajarlah kalau rasulaallah saw senatiasa berdoa pagi dan petang everytime dengan doa anti hutang.
2. Jika terpaksa berhutang, pilihlah hutang yang produktif bukan konsumtif. Bedanya? Hutang produktif untuk usaha. Hutang konsumtif habis di konsumsi saja. Hutang produktif itu meniscayakan pengembalian dalam tenggat waktu yang pasti. Kalau hutang konsumtif, tak tahu kapan bayarnya.
Nah, untuk hutang produktif hitung-hitungannya mesti matang. Jangan gegabah mengambil peluang. Tetap harus rasional. Sebisa mungkin mencari peluang bisnis dengan aliran cash flow yang lancar.
3. Untuk konsumsi sehari-hari baik untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan jangan sampai bergantung pada hutang. Bekerjalah segiat mungkin, berusahalah seoptimal mungkin. Setelah mendapat hasil, kelolalah sebaik mungkin. Jangan sampai pasak lebih besar dari pada tiang. Besar hutang dari pada pendapatan.
4. Jangan berhutang dengan riba. Dengan berbagai jenisnya. Misalnya kartu kredit, leasing dll. Karena hutang jenis ini akan membuat anda gila atau setidaknya ketergantungan dengannya. Hutang riba mengandung zat adiktif yang melenakan anda dengan hutang seolah hutang adalah hak bukan kewajiban. Senang bukan kepalang saat proposal pengajuan hutang diterima. Jika ini sudah ada di otak bawah sadar, alias punya habbit hutang, sampai kapanpun anda tak akan bebas dari jerat hutang. Selamanya.
Yang paling krusial adalah bahwa hutang riba akan menggiring anda ke neraka.
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Allah telah menghalalkan perniagaan dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang senantiasa berbuat kekafiran / ingkar, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (Qs. al-Baqarah: 275-280).
Rasulallah saw, bersabda:
“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400)
bersambung ke Tips Cepat Lunas Hutang
Menjelang kelahiran anak kedua, kami semakin pusing. Rumah kontrakan yang sudah habis masa sewanya, biaya persalinan yang belum ada karena dipinjam sama teman belum dikembalikan.
Orang-orang yang mulai menagih karena hutang sudah terlalu lama. Allah… sungguh sempit sekali dunia. Mau lari kemana saat sudah sempit seperti ini? Kenapa saat lapang yang lalu tak menyelesaikan semua tanggung jawab?
Hampir 10 bulan kami berkelana. Terkatung-katung. Tanpa pemasukan. Dari satu kos-kosan ke kos-kosan yang lain. Dari satu pengusiran ke pengusiran yang lain. Kisahnya saya tulis disini Rumahku syurgaku. Makan juga berhutang dari satu warung ke warung yang lain. Subhanallah… masa-masa itu sungguh tak akan terlupakan.
Pernah terpaksa makan nasi aking saking tak punya uang. Anak-anak yang rewel karena kelaparan. Sampai saya memutuskan untuk pulang ke Lampung. Mungkin kondisi kita akan lebih baik disana. Kasian anak-anak kalau begini terus keadaannya.
Dua bulan saya di kampung halaman. Tapi, menurut saya kondisinya jauh lebih baik di perantauan. Belum lagi pandangan sinis tetangga dan sanak saudara. “Memangnya ayah naufa itu kerjanya apa?”
Ya, suami saya memang memutuskan banting setir menekuni pembuatan website setelah kebangkrutan bisnis kami yang terakhir. Memutuskan tidak berjualan dan sekedar membuatkan toko untuk orang lain lain.
Karena masih belajar, siang malam tercurah untuk menelateni kode-kode HTML, CSS dll yang saya sendiri tidak faham. Hasil pembuatan website lebih sering gratisnya ketimbang dikomersialkan.
Maklum masih tahap pembelajaran. Uang yang ada dipakai untuk membeli CD tutorial buku-buku dan sarana penunjang lainnya.
Pada bulan ke tiga, suami sudah mulai berani menawarkan jasa pembuatan website. Waktu itu, untuk membuat 1 website butuh waktu 2 minggu. Masih di tarif Rp.250.000/web. Setelah dua bulan di kampung halaman (rumah ibu saya) suami saya memutuskan menjemput. Lagi-lagi nekat untuk tetap bertahan di Surabaya.
Selama saya di Lampung, beliau siang malam menghabiskan waktu untuk belajar. Dan hasilnya luar biasa. Kemampuannya semakin meningkat. Pesanan website sudah semakin banyak antara 6-8 web/bulan. Tarifnya pun sudah Rp. 500.000/web bahkan ada yang Rp. 1.000.000/web.
Setelah difikir-fikir secara matang dan mendalam, bekerja sebagai web designer memang menjanjikan. Namun, untuk target melunasi hutang, rasanya itu akan memakan waktu lama sekali. Mungkin berbilang tahun dan harus dikerjakan sendiri.
Kabar baiknya, tempo hari suami sempat mengikuti training marketing online dan sempat mengajarkannya kepada dua orang senior dengan hasil yang luar biasa. Omset penjualan usaha mereka merangkak pesat. Kami jadi berfikir untuk mencoba membuat toko online sendiri.
Setelah riset kata kunci yang bisa menghasilkan cash flow yang deras. Jadilah kami sekarang bergelut di bisnis ini Grosir Koyo, Nutrisi Anak dan Grosir Herbal. bermodal nekat juga, tapi kali ini dengan arahan seorang rekan yang telah sukses bisnis buah di kota Bogor. Terimakasih untuk para guru bisnis atas nasehat-nasehat kalian semua.
Modal murobahah (beli kredit) sebesar 12 juta terlunasi dalam waktu 10 bulan. Kini, omset bulanan Grosir koyo mencapai Rp. 50.000.000.
Alhamdulillah… hanya dalam waktu 10 bulan sejak bisnis ini diluncurkan, hutang kami yang bejibun sudah lunas. Perasaan lega, tenang dan tentram tanpa hutang. Subhanallah… seperti bayi baru lahir ya, Nda…
Dulu kita sering berandai-andai, bermimpi bahwa kita akan bebas dari jeratan hutang. dan sekarang mimpi itu telah menjadi kenyataan. telah kita lalui jalan yang berliku, terjal bahkan jurang yang tajam.
Kami sungguh bersyukur bisa keluar dari jerat hutang pada usia pernikahan tahun ke-enam. Kini, Grosir koyo telah mempekerjakan dua orang karyawan. Semoga Allah menyampaikan kami pada cita-cita bebas finansial tanpa hutang.
Nah, dari pengalaman yang lalu kami belajar banyak Kiat cepat lunas hutang. Pengertian CEPAT disini bukan dimaksud dengan cara instan. Bukan seketika alias aba kadaabra lho ya...
Inilah dia pokok-pokoknya yang kami sarikan dari pengalaman pribadi, nasehat guru bisnis, membaca buku dan lain-lain.
Kiat Cepat Lunas Hutang
1. Jangan Gampang berhutang. Sesulit apapun kondisi kita, jangan mudah berhutang. Harus ada pengkajian berulang jika kita toh terpaksa berhutang. Apakah hutang tersebut benar-benar menjadi kebutuhan kita atau sekedar keinginan.
Banyak orang terjebak hutang semata karena menyepelekan hutang yang kecil-kecil. Berhutanglah dengan hati-hati. Kecuali kalau kondisinya sudah mendesak darurat gawat sekali.
Hutang tidak hanya membebani seseorang di dunia saja lho. Hutang juga akan menyeret yang punya hutang hingga ke mizan perhitungan kelak di hari pembalasan. Bahkan sekalipun orang yang mati syahid. Tengok saja hadis-hadis berikut ini:
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414)
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412)
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078).
"Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410).
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
Padahal kan syuhada’ nggak pake hisap kelak ya, tapi itu tidak berlaku kalau ia punya hutang. Wajarlah kalau rasulaallah saw senatiasa berdoa pagi dan petang everytime dengan doa anti hutang.
2. Jika terpaksa berhutang, pilihlah hutang yang produktif bukan konsumtif. Bedanya? Hutang produktif untuk usaha. Hutang konsumtif habis di konsumsi saja. Hutang produktif itu meniscayakan pengembalian dalam tenggat waktu yang pasti. Kalau hutang konsumtif, tak tahu kapan bayarnya.
Nah, untuk hutang produktif hitung-hitungannya mesti matang. Jangan gegabah mengambil peluang. Tetap harus rasional. Sebisa mungkin mencari peluang bisnis dengan aliran cash flow yang lancar.
3. Untuk konsumsi sehari-hari baik untuk kebutuhan sandang, pangan dan papan jangan sampai bergantung pada hutang. Bekerjalah segiat mungkin, berusahalah seoptimal mungkin. Setelah mendapat hasil, kelolalah sebaik mungkin. Jangan sampai pasak lebih besar dari pada tiang. Besar hutang dari pada pendapatan.
4. Jangan berhutang dengan riba. Dengan berbagai jenisnya. Misalnya kartu kredit, leasing dll. Karena hutang jenis ini akan membuat anda gila atau setidaknya ketergantungan dengannya. Hutang riba mengandung zat adiktif yang melenakan anda dengan hutang seolah hutang adalah hak bukan kewajiban. Senang bukan kepalang saat proposal pengajuan hutang diterima. Jika ini sudah ada di otak bawah sadar, alias punya habbit hutang, sampai kapanpun anda tak akan bebas dari jerat hutang. Selamanya.
Yang paling krusial adalah bahwa hutang riba akan menggiring anda ke neraka.
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Allah telah menghalalkan perniagaan dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang senantiasa berbuat kekafiran / ingkar, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (Qs. al-Baqarah: 275-280).
Rasulallah saw, bersabda:
“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400)
bersambung ke Tips Cepat Lunas Hutang