Tips Cepat Lunas Hutang (Tamat)

Tips Cepat Lunas Hutang (Tamat)

Ini adalah kelanjutan artikel Kiat Cepat Lunas Hutang.

5.    Bertekad untuk bebas hutang. Dengan atau tanpa riba. Patrikan dalam diri kita, saat pertama kali berhutang. Bahwa kita akan melunasinya dengan segera.

Dulu Maimunah ingin berhutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu Maimunah mengatakan, “Iya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia.” (HR. Ibnu Majah no. 2399).

6.     Catatlah hutang dan hadirkan saksi. Supaya tidak lupa atau sengaja melupakan. Adanya catatan sebagai bukti otentik bahwa seseorang berhutang. Sekaligus reminder kapan kita akan mengembalikan pinjaman tersebut. Sementara saksi akan mengingatkan kita, apakah kita sudah melunasi hutang tersebut atau belum. Sekaligus juga bisa menjadi bukti jika hutang tersebut harus di bawa ke meja hijau sebagai perkara.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli ; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian) maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah ; Allah mengajarmu ; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 282)

7.    Prioritaskan membayar hutang. Berhutang itu memang menyenangkan di awal. Tapi tidak setelahnya. Saat kita sedang dilapangkan sebaiknya yang jadi prioritas adalah hutang. Ketika omset usaha kami pernah mencapai 80.000.000 perbulan. Saya sama sekali tidak berminat membeli perabotan kecuali melunasi semua hutang-hutang.

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tak ada lagi dinar & dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414)

Ketahuilah, ketika kita menjaga kepercayaan relasi bisnis kita, maka pintu-pintu rizki akan terbuka lebar. Namun ketika kita mengkhianati kepercayaan seorang rekan bisnis kita, kita akan kehilangan segalanya. Janganlah menunda membayar hutang, sebab kita tak tahu kapan kita akan meninggal dunia. Saya tak peduli apa yang telah saya miliki, asalkan saya tak berhutang serasa saya punya segalanya.

8.    Dicicil. Kalau berat membayar secara tunai sebaiknya minta keringanan kepada pemberi hutang untuk mengangsur. Misal hutang Rp. 10.000.000 dicicil Rp. 500.000/bulan. Insyaa Allah jika konsisten  maka dalam waktu 20 bulan hutang sebesar Rp. 10.000.000 tersebut akan lunas. Cara mengangsur ini akan menunjukkan ittikad baik untuk melunasi hutang tersebut. Juga menunjukkan kebaikan pemberi hutang karena tidak memberatkan orang yang berhutang.

9.    Berfikir kreatif. Untuk melunasi hutang yang besar memang tak bisa mengandalkan kerja keras semata. Tapi juga butuh kerja cerdas. Pikiran kreatif yang akan mempercepat adanya cash flow kita sebagaimana pengalaman kami dulu. Keluarlah dari zona tak biasa. Berfikirlah dari sudut pandang lain. Dan temukan sesuatu yang berbeda. Unik dan menarik banyak duit.

10.    Pisahkan keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Kesalahan fatal yang berulang kami lakukan adalah mencampur-adukkan antara kas pribadi dengan kas usaha. Seringkali kebangkrutan bermula dari ketidak-jelasan penggunaan keuangan.

Dulu, saya sering memakai uang usaha untuk berinfaq, untuk belanja, untuk meminjami orang lain padahal itu semua tidak boleh. Kita memang memegang uang namun pada hakikatnya itu bukan uang kita. Itu uang usaha.

Setelah berkali-kali jatuh dalam kubangan hutang, kami bertekad tak akan mengulanginya lagi, sampai kapanpun, insyaa Allah. Kini kami menetapkan gaji standar untuk ayah naufa sebagai manager operasional grosir koyo dan untuk saya sendiri sebagai akuntannya.

Besarannya kami tetapkan sebesar dana yang kami butuhkan untuk operasional rumah tangga dan infaq ke keluarga. Misalnya gaji ayah naufa dari grosir koyo adalah Rp. 4.000.000 dan gaji saya Rp. 1.000.000.

Total penghasilan kamilah yang boleh dibelanjakan untuk kebutuhan harian, infaq atau jika ada yang membutuhkan pinjaman. Diluar itu tak boleh memakai dana usaha untuk keperluan pribadi. Karenanya harus ada catatan keuangan yang jelas dan detail.

11.    Sebenarnya ada cara paling cepat untuk lunas hutang. Namun itu hanya bisa direalisasikan kalau ada Khilafah yang menerapkan syari’at Islam secara kaffah. Ketika system ekonomi Islam benar-benar diterapkan. Hingga ada kas negara pada baitul mal dari pintu zakat mal. Yaitu alokasi khusus untuk para ghorim yaitu golongan orang berhutang.

Berapapun hutangnya. Dengan catatan ini adalah hutang konsumtif bukan hutang produktif. Atau tadinya hutang produktif, namun karena ia bangkrut maka tak bisa lagi berharap dari usahanya. Jika ia melaporkan diri ke baitul mal maka hutangnya akan dilunasi dengan dana dari pintu zakat mal hingga lunas.

Jadi tak perlu ada yang stress hingga gantung diri atau membunuh anak-anaknya hanya perkara hutang. Namun ini hanya bisa direalisasikan kalau KHILAFAH ISLAMIYAH  ada. Apa itu Khilafah Islamiyah? Googling ajah yah

12.    Berdoa dengan doa anti hutang. Ini doanya: Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazn, wa a’udzubika minal ‘ajzi wal kasali wa a’udzubika minal-jubni wal-bukhli wa ‘audzubika min gholabatiddayni wakohri-rijaal.

Ya Allah… aku berlindung kepada-Mu dari  kegundahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari rasa takut dan pelit serta dari lilitan hutang dan dominasi manusia lain atas diriku.

Atau doa ini juga bisa  “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak hutang).”

Demikianlah tips cepat lunas hutang yang bisa saya bagikan semoga bermanfaat. Dan yuk canangkan untuk bebas dari hutang dari sekarang. Selamanya. Hingga mati menjemput kita. Bersabar bukan berarti berdiam. Terus lakukan kaidah kausalitas yang realistis untuk membebaskan kita dari hutang. Sisanya, mintalah pertolongan pada Allah agar segera lunas hutang dengan sabar dan shalat. Semoga hutang-hutang anda segera terlunasi seluruhnya. Aamiin.

Related

Bisnis 648305782604489811

Post a Comment

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item