Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga
Sebelumnya, saya minta maaf, jika artikel ini tidaklah secara komprehensif membahas tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga. Judul ini adalah apresiasi untuk suami yang mengusulkan agar judul artikel easy listening. Oke Nda, you are right.
Dalam artikel kali ini saya hanya mengulas tentang Anggaran Belanja Keluarga saja. Insyaa Allah, akan saya tulis secara terpisah Rancangan anggaran pendapatan keluarga.
Sebenarnya, berapa besaran Anggaran Belanja Rumah Tangga yang ideal? Pertanyaan ini acapkali ditanyakan pembaca artikel saya. Terutama artikel dengan judul Tips Belanja Cerdas Ibu Rumah Tangga. Inilah yang melatarbelakangi penulisan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga (R-APBK). Semoga dapat membantu anda menyusun anggaran belanja keluarga anda.
Kenapa harus ada rancangan belanja keluarga? Menurut saya ini penting, untuk istri sebagai panduan untuk mengalokasikan nafkah yang diberikan oleh suami serta mengelolanya dengan sebaik-baiknya.
Penting juga untuk suami, agar ia tahu kemana saja pos-pos belanja dikeluarkan. Juga agar ia tahu mungkin nafkah yang ia berikan jauh dari kecukupan. Sehingga ada keterbukaan antara suami-istri dan tentu saja menjauhkan prasangka buruk suami terhadap pola belanja istri.
Dengan adanya Rancangan Anggaran Belanja Keluarga, suami bisa memberi masukan kepada istri pos-pos mana saja yang harus ditunda, dikurangi anggarannya atau bahkan di delete sama sekali.
Sisi yang lain juga akan memotivasi suami untuk lebih giat lagi bekerja dalam rangka mencukupi kebutuhan anak-istri. Atau jika pekerjaan sekarang belum bisa mengcover pengeluaran rumah tangga, suami bisa mulai memikirkan alternative pemasukan lain yang lebih dapat diandalkan.
Biasanya, di awal bulan, saya membuat rancangan anggaran belanja rumah tangga, lalu setiap hari saya membuat catatan pengeluaran, di akhir bulan, saya buat balance sheet (neraca saldo) laporan keuangan untuk dilaporkan dan didiskusikan dengan suami sebagai kepala keluarga.
Ih Ribet amat sih… komentar teman saya. Entahlah, menurut saya ini penting dalam menjaga keharmonisan keluarga. Atau mungkin karena saya dulu sekolah di SMK jurusan akuntansi, sehingga terbiasa dengan nominal angka yang harus di balance-kan ya…
Tentu saja, tiap keluarga tidak bisa disamakan R-APBK (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga) nya. Hal ini sangat bergantung pada tingkat pendapatan keluarga, tempat tinggal (apakah dikota atau di desa), pola hidup keluarga (apakah masak sendiri atau beli makanan matang), apakah kontraktor atau tinggal di perumahan mertua indah, apakah punya pembantu atau tidak, apakah pakai gadget atau tidak, apakah berkendara atau tidak, apakah pengantin baru atau pengantin lama, apakah beranak satu atau beranak 5, dll.
Dokumen ini adalah Rancangan Anggaran Belanja Keluarga yang kami jalani sebagai kontraktor (belum punya rumah sendiri), punya dua balita, tanpa pembantu dan tinggal di kota besar no 2 di Indonesia, Surabaya.
Anda bisa merubah tiap item sesuai dengan kebutuhan anda masing-masing. Mana yang perlu di delete monggo di delete. Nanti saya akan buatkan artikel khusus yang membahas tentang kenapa harus ada pos ini dan pos itu. Juga bagaimana cara cepat menambah pendapatan keluarga.
Untuk melihat contoh Anggaran Belanja Keluarga silahkan membuka Dokumen ini atau anda juga bisa membaca kisah berjudul Manajer Rumah Tangga ini.
Terimakasih telah mengunjungi blog saya. Semoga artikel yang saya bagikan disini bermanfaat untuk anda.