Tips Membuat Wingko Babat Enak

Tips Membuat Wingko Babat Enak

Wingko Babat Enak
Maaf ya, baru bisa memenuhi janji untuk membuatkan artikel tentang Resep Wingko Babat enak. Saya merasa perlu melakukan ujicoba berkali-kali dan setelah beroleh hasil kue wingko babat yang enak untuk bisa membuat artikel ini.

Tulisan ini saya buat setelah hasil uji coba ke-7 saya membuat kue wingko babat. Setelah saya memastikan bahwa takaran bahannya sudah pas, rasanya sudah digandrungi oleh seseorang  yang selama ini ada dibalik motivasi saya menyelami kegiatan memasak.

Ya, setelah suami saya begitu menyukainya. Hm… dialah yang membuat saya terus enjoy dengan ujicoba demi ujicoba kegagalan mencoba menu masakan.

Wingko babat, ada yang menyebut ini makanan khas Semarang, tapi juga ada yang mengklaim khas Lamongan. Namun, tidak jarang dijajakan oleh pedagang asongan sepanjang perjalanan menyusuri pulau jawa.

Saya sendiri mengenal wingko babat, sejak hijrah ke Surabaya. Rasanya unik. Legit, kenyal, gurih dan tidak terlalu manis sebagaimana kue-kue lainnya.

Namun, saya baru tahu resep pembuatannya, ketika ada seorang teman di dunia maya membagikan resep ini via jejaring social. Setelah saya Tanya ke mbah google, ternyata membuat wingko babat beda-beda versinya.

Mungkin sekitar dua minggu yang lalu sejak artikel ini saya buat, percobaan saya yang pertama dimulai. Ternyata, bahan-bahan dan cara membuat wingko babat sangatlah mudah. Sangat gampang. Jika saja saya tahu resep ini sejak dulu, tentu jauh hari sudah bikin kue ini. hee

Ini dia bahan-bahan utama pembuat wingko babat:

½ kelapa setengah tua, dikupas kulit arinya diparut kasar
400 gram tepung ketan putih
100 ml santan/air putih
2 butir telur
¼ sendok teh garam
3 sendok makan gula pasir
1/6 sendok teh vanili jika berkenan

Cara membuat Wingko Babat Enak:

Campur semua bahan kecuali telur dan santan/air putih. Aduk rata. Setelah yakin gula, vanili dan garamnya merata masukkan telur, aduk rata lagi, masukkan santan/air putih sedikit demi sedikit setelah itu masukkan kedalam Teflon (wajan datar) ratakan sisi atasnya. Panggang diatas kompor dengan api kecil selama 5-8 menit, terus dibalik, panggang lagi selama 5-8 menit, wingko babat pun siap disajikan.

Catatan kegagalan tiap ujicoba:

Uji coba pertama: saya menambahkan susu kedelai bubuk sebagai pengganti santan, nggak pakai telur karena belum tahu, nggak pake vanili karna masih ragu dengan proses pembuatannya (katanya melibatkan katalisator dari babi). Semua bahan diaduk bareng. Hasilnya sudah enak. Tapi rasa asin dan manisnya tidak merata. Setelah saya renungkan, mungkin karena saya campur semua bahan serta merta, seharusnya telur dan air diakhirkan. Trus juga kelamaan di depan kompor karena masaknya pake wajan cekung,  belum ada teflon.

Uji coba kedua: selain bahan-bahan pada ujicoba pertama tetap saya pertahankan, saya tambahkan pula buah nangka yang sudah di blender (ada teman yang menyarankan demikian). Rasanya enak, tapi bikin buang angin terus-terusan. Nggak tahu ya kenapa… kayaknya tepung ketan ketemu sama nangka nggak cocok deh. Soalnya bisa membuat gas berlebih pada saluran cerna. Atau mungkin porsi buah nangka yang saya masukkan kebanyakan kali ya… Ketika para tetangga saya kasih cicip kue gagal tersebut, mereka menyarankan untuk menambahkan telur.

Ujicoba ketiga: Susu kedelai sudah tidak saya pakai lagi, diganti dengan air putih secukupnya. Saya sengaja nggak pakai santan, karna kelapa parut saja sudah mengandung santan, nanti kalau pakai santan lagi jadi nya over lemak. Nggak bagus untuk kesehatan jantung. Pada ujicoba ketiga ini saya masih belum pakai telur, karna kata suami saya “Nanti amis, Bun…” Iya juga ya pikir saya membenarkan. Untuk memanggang wingko saya sudah beli cetakan khusus apem yang bulat-bulat. Biar tidak lengket saya olesi mentega. Hasilnya, lumayan enak.

Ujicoba  ke-empat: saya ikuti saran tetangga saya untuk menambahkan telur. Tapi saya nggak bilang-bilang ke suami, kalo adonanya ditambah telur. Ditambahi juga vanili (kata teman, cari vanili yang ada logo halal MUI). Ternyata saya malah nggak suka bau vanilinya. Tapi ada kemajuan lagi, yaitu hasil irisan nggak se-lengket sebelumnya. Suami juga tambah senang karena wingkonya tambah enak. Meski sudah saya kasih tahu bahwa adonannya saya tambahin telur, ternyata nggak amis sebagaimana yang kita duga ya Bun... but, masih tetep lama-lama di depan kompor karena pakai cetakan apem.

Ujicoba kelima, saya dinasehatin bapak-bapak tukang jual kelapa parut di pasar, agar masaknya pakai teflon saja biar praktis, trus kelapanya yang setengah tua dan kasar marutnya. Kalau kelapa muda, nanti hasilnya mimpes katanya. Rupanya ibu mertua bapak tadi demen sangat bikin wingko babat.

Nasehat bapak tadi saya praktikkan dan ceritakan ke suami, eh sore harinya saya dapet hadiah teflon baru dari beliau. Hee… Matur thankiyu ya Nda… :)

Ujicoba keenam, bahan-bahan sama seperti di atas, cuma tanpa vanili dan santan. Masaknya sudah pakai teflon. Bener kata pak tukang kelapa. Lebih praktis. Wangi kelapanya semerbak sampai kemana-mana. Nah adonan tadi saya bagi dua loyang masaknya, terlalu tipis. Hasilnya: dua Loyang tersebut ludes seketika.

Ujicoba ketujuh, seperti yang saya telah lakukan pada ujicoba keenam, namun seluruh adonan saya tuang dalam satu loyang, agak tebal. Biasanya, begitu wingko matang langsung saya potong dan hidangkan. Namun tidak kali ini, karena buatnya ba’da isya, anak-anak sudah mau tidur. Begitu juga suami ada agenda kajian Islam sampai jam 10 malam, pulang-pulang kecapean nggak sempat saya sajikan. Namun sudah saya kabarkan bahwa wingko babat sudah matang via BBM.

Eh besok paginya beliau yang menagih. “Bunda bikin wingko ya..” saya baru ingat, bahkan belum saya keluarkan dari Teflon. Bergegas, mengambil wingko dan memotongnya. Ternyata hasil potongan ketika dingin dan panas beda ya… bagusan yang sudah dingin. Rasanya juga begitu. Tebalnya juga sudah proporsional.

Jadi deh, pagi itu kami sarapan wingko tanpa anak-anak, karna mereka masih terlelap tidur. Sambil cerita ngalor-ngidul, gak terasa se loyang nyaris habis. Masya Allah… gak papa, I make it special for You kok Nda… :)

Demikianlah Tips membuat Wingko Babat Enak Semoga bermanfaat ya... sampai jumpa pada artikel selanjutnya

Related

Kuliner 6517675866834246958

Post a Comment

  1. Bunda naufa itu teflon nya yg bulet ya...ko wingkonya kotak motongnya trus pas di masak itu teflon ditutup gak

    ReplyDelete

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item