Agar Istri Tidak Stress

Agar Istri Tidak Stress

Agar Istri Tidak Stress
Menjadi istri bukanlah hal yang mudah. Setumpuk tanggung jawab telah siap menanti. Berbagai kewajiban mengharuskan istri ekstra perhatian terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Selain itu, sebagai seorang istri, ia berkewajiban menjadi sahabat yang meneduhkan. Sahabat yang supel. Teman diskusi yang baik untuk suaminya. Sehingga suami bisa meraih apa yang semestinya ia raih. Menjadi pemimpin terdepan. Bukan hanya untuk keluarganya. Namun juga untuk perusahaannya, untuk masyarakatnya, dan tentu saja untuk agamanya.

Dibalik laki-laki yang sukses ada perempuan hebat yang selalu mendukungnya. Sebaliknya juga, dibalik laki-laki yang gagal, ada perempuan gagal. Namun, tidak bijak rasanya melulu menyalahkan istri sebagai wanita gagal yang tidak mampu mendukung suami meraih kesuksesan. Sebab tidak ada asap jika tidak ada api. Harus di telusuri lebih jauh mengapa ada istri yang hebat dan ada istri yang gagal? Bisa jadi terdapat faktor lain yang menyebabkan seorang istri gagal.

Tingkat stress seseorang sangat mempengaruhi labil tidaknya emosi seseorang. Pria dan wanita. Sama saja menurut hemat saya. Nah, sehingga apabila seorang suami menginginkan istri yaitu wanita yang selama ini mendampinginya bisa membantunya menggapai bintang terang. Hendaklah para suami mengetahui dan memperhatikan tingkat stress pada istrinya. Apa saja yang memicunya dan bagaimana mengatasinya.

Penyebab Stress Pada Istri

Rasa lelah, penat, capek biasanya bisa memicu strees pada seorang istri. Penyebab utamanya biasanya terlampau lelah dengan pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak. Tidak bisa di pungkiri bahwa pekerjaan rumah tangga cukup memporsir energi. Mencuci pakaian, menyetrika, memasak, merapikan rumah,sangat melelahkan. Bahkan mengasuh dan mengurus balita yang berbilang itu bisa lebih melelahkan.

Adakalanya kesibukan mengasuh bayi dan balita sudah cukup merepotkan seorang ibu muda, sehingga ia tak berkesempatan mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang lain. Lebih lanjut, ketika rasa penat dan lelah mengasuh bayi dan balita itu merayapi seorang istri sementara rumahnya masih terbengkalai, pakaian kotor menumpuk, cucian piring berserakan, lantai lengket, masakan belum matang, pada kondisi seperti itu, seorang istri bisa begitu stress.

Penyebab lainnya adalah pada pembagian kewajiban yang timpang. Seorang teman, karena pendidikan formalnya lebih tinggi dibandingkan dengan suaminya, dituntut oleh suami untuk mencari ma’isyah (penghidupan) juga selain dirinya. Padahal kewajiban mencari ma’isyah seharusnya menjadi tanggung jawab suami. Wal hasil, istri memikul beban ganda. Sudahlah tugas mengasuh dan mendidik anak serta mengurus rumah sangat menyita waktu, energi dan pikirannya, ditambah lagi dengan beban mencari nafkah. Wajar jika perempuan (istri) dengan profil beban ganda seperti ini sangat rentan dengan yang namanya stress.

Ada lagi penyebab lain yang bisa memicu seorang istri stress, cemburu misalnya. Namun saya tidak akan membahasnya sekarang, karna nanti pebahasan akan melebar kemana-mana. Dua penyebab stress diatas lah yang akan saya bahas. Apakah bisa diharapkan kesuksesan laki-laki (suami) jika istrinya dalam kondisi seperti ini? Wallahu a’lam bishshowab.

Cara Mengatasi Istri Supaya Tidak Stress


Jika anda sebagai suami mendapati istri anda stress karena terlalu lelah dengan pekerjaan rumah tangganya. Juga dengan kepenatan mengurus anak-anak anda juga makanan anda. Anda sering mendengarnya mengeluh. Tak jarang bermuka masam. Maka janganlah anda memarahi istri anda. Ketahuilah, kemarahan suami akan semakin membuat istri emosi dan tertekan. Yang harus suami lakukan adalah dengan menghibur istri. Genggam tangan istri, kecuplah jemari yang berkah itu. Sampaikan terimakasih anda yang tulus. Dan doakan istri agar dengan kelelahan nya, kepenatannya mengurus makanan, rumah dan anak anda, semoga ia diberikan kemudahan memasuki surga yang abadi.

Sampaikan pula pada istri tentang keindahan surga serta keutamaan-keutamaannya. Ingatkan istri anda bahwa dunia ini memang tempat berlelah-lelah. Tempat beristirahat adalah surga. Sampaikan dengan bahasa yang lembut, yang tidak menyinggung perasaannya. Sampaikan dengan ketulusan hati. Niscaya istri anda akan berhenti mengeluh, dan berganti memeluk anda. Ia akan merelakan segala kepayahan yang ia tanggung. Ia akan ridho terhadap semua itu, dan istri akan semakin mencintai suami seperti ini.

Jika anda mendapati rumah anda berantakan, pakaian kotor berhari-hari belum dicuci, perabot rumah yang kotor. Sekali lagi jangan marahi istri anda apalagi dengan kata-kata kotor. Mungkin saja istri anda memang belum bisa memanagement waktu. Mungkin pula menurut anda, istri anda terkategori istri yang malas, maka ajarkan istri bagaimana seharusnya ia mengelola waktu yang ia miliki agar semua kewajiban dapat tertunaikan dengan baik.

Ingatkan istri tentang urgensi waktu. Bahwa segala sesuatu akan ada pertanggung jawabannya. Dan tidak akan luput sebesar biji sawi sekalipun di hadapan Allah. Tanggung jawab edukasi istri ini mutlak ada di bahu anda sebagai suami. Jika anda tak punya waktu luang untuk mendidik istri anda, ada baiknya anda mengarahkan istri anda untuk sharing dengan ibu-ibu lain yang menurut anda cukup ideal dijadikan figur teladan. Misalnya kakak perempuan, ibu, bibi atau kepada Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, yang siap membantu anda membina para wanita (istri, ibu, saudara perempuan, anak perempuan) agar bisa menjadi wanita shaliha yang menyejukkan mata dan menentramkan hati anda.

Selain itu, jangan sungkan untuk membantu meringankan pekerjaan rumah yang menjadi tanggung jawab istri. Sekedar membantu. Bukan suami yang menyelesaikan. Terutama yang berat-berat. Misalnya, istri anda yang mengucek pakaian dan anda yang membilas, istri yang menjemur dan menyetrika. Istri menyapu lantai, suami yang mengepel. Istri yang memasak, suami yang belanja.

Kerjasama seperti ini akan mempererat ikatan cinta antara suami istri. Atau jika anda memiliki kecukupan dana, tidak ada salahnya memfasilitasi istri dengan peralatan yang bisa memudahkan istri menunaikan kewajibannya. Seperti, mesin cuci dan blender. Dua alat ini sangat urgen untuk menyelesaikan tugas berat yaitu mencuci dan menggiling bumbu dalam rangka untuk memasak. Bisa juga dengan menyewa asisten rumah tangga.

Janganlah para suami menuntut para istri untuk bekerja bersama-sama atau bahkan mengandalkannya menjadi tulang punggung perekonomian keluarga. Ketahuilah, istri adalah perhiasan bagi anda. Selayaknya perhiasan, istri harus dijaga dan dimuliakan. Muliakanlah istri anda dengan menempatkannya di rumah bukan di ranah publik. Yang bisa membahayakan keselamatannya, keterjagaan iffah dan muru’ahnya juga menjaga kestabilan emosinya.

Jika anda memiliki istri yang bekerja. Baik bekerja di dalam rumah maupun di luar rumah, diskusikan kembali dengan istri tentang orientasi pernikahan sejatinya mau dibawa kearah mana? Apakah sekedar untuk menumpuk-numpuk harta? Atau ada esensi lain yang lebih penting untuk masa depan keluarga anda. Masa depan dunia dan akhirat tentu saja. Terkait hal ini, anda dan istri bisa melirik curahan hati saya dalam artikel berjudul wanita, antara karir, bisnis dan menjadi ibu.

Demikianlah catatan kecil saya terkait tips agar istri tidak stress. Ada baiknya istri anda juga membaca catatan saya yang lain yang berjudul agar suami makin cinta. Agar pembahasan ini menjadi berimbang.

Semoga sakinah, mawaddah wa rahmah selalu melingkupi setiap keluarga. Semoga ketentraman, ketenangan dan keteduhan dapat dirasakan oleh suami dari istrinya masing-masing. Rabbanaa hablanaa min azwaajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waj’alna lil muttaqiyna imaamaa... Aamiin.


Related

Sakinah 2398150080420804840

Post a Comment

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item