Besok Kami Mudik, InsyaAllah

Besok Kami Mudik, InsyaAllah

Jalur Travel ke Kerinci menyusuri bukit barisan
Aneh memang. Aku punya cita-cita bersuamikan “orang seberang”. Maksudnya punya suami yang jauh tempat tinggalnya dari kampungku. Apa pasal?

Begini ceritanya. Aku adalah orang jawa yang sudah migrasi ke Lampung di zaman mbahku dulu. Jauh sebelum ayahku menikahi mamakku. Aku lahir dan besar di kampung halaman tempat mbahku beranak cucu.

Saat lebaran, kami  sama sekali tak ada agenda mudik. Karena keluarga besarku bahkan telah mendominasi dua kampung yang saling berdekatan. Pada saat menjelang hari raya seperti ini, aku selalu iri dengan orang-orang yang berjubel-jubel di terminal, stasiun kereta api, pelabuhan maupun bandara untuk mudik ke kampung halaman. Itulah sebabnya aku berazzam untuk bersuamikan “orang seberang”. Supaya bisa berkesempatan untuk mudik. Hehe...

Alhamdulillah cita-cita itu terwujud. Pada 19 oktober 2007 lalu aku resmi menjadi istri “orang sebrang”. Keluarga suamiku tinggal di daerah Kerinci - Jambi. Hm… jadi deh agenda mudiknya. Serunya lagi pada agustus 2010 lalu aku diajak merantau oleh suami ke Surabaya. Wah, lengkap sudah cerita “anak seberang” ini. Sudahlah jauh dari keluarga mertua, pula jauh dari keluarga sendiri.

Efektif sejak 2010, kami menikmati hari raya idul fitri di perantauan. Pernah sih, pada akhir 2012 kami pulang ke Lampung. Namun bukan pada saat jelang lebaran. Sehingga suasana hingar bingar mudik nyaris tak kami jumpai.

Bagaimana dengan cita-cita indah berjubel sesak dengan jutaan pemudik di pelabuhan? Hm… mimpi indah itu masih tetap ada. Namun ia justeru bergelanyut mesra dengan banyak ketakutan dan pertimbangan.

Ada rasa takut mati kan segera menjelang dalam kondisi mobil tabrakan atau kapal ferry yang tenggelam juga pesawat yang hilang. Ada rasa lelah dan penat yang membayang-bayang. Tangisan dan jejeritan Naufa dan Naura yang kegerahan. Serta tentu saja, anggaran keuangan yang menjulang.

Iya sih, mudik itu cuma tradisi. Iya sih, mudik itu rempong dan capek. Iya sih, mudik itu pemborosan. Iya sih, mudik itu… berderet-deret alasan diketengahkan untuk tidak mudik saat lebaran.

Ayolah… bukankan anak-anak belum sekalipun pernah diajak pulang ke kincai (nama lain kerinci), ayolah… bukankah seorang ibu pasti akan sangat merindukan kehadiran anak dan cucunya saat hari raya. Ayolah… belum tentu ada usia hingga tahun depan untuk bertemu dengan mereka. Ayolah… bukankah mumpung masih ada kelapangan rizki. Ayolah… mumpung anak-anak belum sekolah… ayolah… bukankah orang yang menyambung silaturahmi akan di lapangkan jalan rizkinya?

Terbayang lagi betapa indah malam takbiran di rumah sebelum perantauan ini. Obor-obor dinyalakan di setiap rumah. Gema takbir menggema di seantero wilayah. Suasana shalat ‘id yang khusyuk. Sungkem ke ayah dan ibu yang mengharu biru. Gelak tawa saat bersenda gurau dengan keluarga besar. Ya, 4 tahun ini ku kulalui ‘id mubarok di perantauan. Dengan kerinduan yang membuncah terhadap suasana kampung halaman.

Tahun ini, Alhamdulillah Allah anugrahkan rizki untuk pulang kampung. Merealisasikan cita-cita mudik ke “tanah seberang”. Merasai lagi syahdunya lebaran. Merenda silaturahmi yang mulai merenggang. Mengenalkan Naufa dan Naura pada keluarga besarnya. Kakek neneknya. Juga datung, mak wo, mak utih, mak nsu, pak wo, pak utih, pak tengah, pak cik, pak nsu, dan uni-uni nya di “tanah Kincai” ya, mengenalkan pada keduanya silsilah keturunan dari jalur ayahnya.

Besok kami pulang. Semoga ketakutan-ketakutan itu kan hilang. Tergantikan dengan rasa aman, bertawakal pada Allah swt. Bukankah iman itu satu akar kata dengan aman. Artinya orang beriman adalah orang yang merasa aman terhadap jaminan Allah. Jaminan terhadap ajal, jodoh dan rizki. Tak perlu merisaukan ketiganya, karna semua sudah Allah jamin.

Bismillah… besok kami pulang. Moga pesawat yang kami naiki mendarat selamat hingga di bandara sultan Thaha Jambi. Juga semoga travel kami dari Jambi ke Kerinci selamat sampai di rumah emak. Dan semoga bisa kembali ke Depok dengan selamat pulak. Aaamiin…

Bersiap ke kerinci sambil mendengar lagu "Rumoh Gadeang"

Depok, 26 Juli 2014, 23:24

Related

Traveling 3188705676148999536

Post a Comment

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item