Modus Penipuan via Struk Belanja

Modus Penipuan via Struk Belanja

Bagi teman2 yg karena ada kebutuhan berbelanja di Indomaret, ada baiknya Anda selalu minta print-out struk belanja kepada petugas kasirnya.

Bukan apa2, kami sudah beberapa kali mengalami kejadian ini. Entah kasirnya sengaja atau tidak, total harga yg disebutkan dengan hasil print-out berbeda (lebih murah yg print-out).

Kejadian terbaru saya alami kemaren malam. Sepulang saya dari pengajian, istri saya sms minta dibelikan diapers di Indomaret.

Di rak diapers tsb tersemat label yang kalo tidak keliru bertuliskan "harga hemat" yg berarti sedang diskon. Harga aslinya Rp.18.300, harga diskon tidak tercantum.

Saya mengambil diapers kemasan isi 8 pcs ukuran L. Kemudian saya langsung menuju meja kasir untuk melakukan pembayaran.

"Ukuran L ya pak?" kata mbak petugas kasir memastikan ke saya.

"Iya betul" jawab saya.

"18.300" katanya memberitahu jumlah yg harus saya bayar.

Dalam hati saya bertanya, kok harganya sama saja dengan harga di rak tadi ya, bukannya sedang diskon?

Lalu tanpa bertanya saya mengulurkan uang pecahan Rp.20.000, berharap nanti saya bisa periksa keterangan rincinya di struk belanja.

Sebentar kemudian si mbak menyerahkan belanjaan saya beserta kembalian uang.

"Silahkan pak, ini kembaliannya Rp.1.700." katanya.

Eiit.. kok nggak dikasih print-out struk belanja? Disinilah konsumen sering abai. Padahal "modusnya" ada di sini.

Karena ingat kejadian ini pernah kami alami di gerai indomaret lain, dan tentu saja karena barang yg sekarang saya beli sedang diskon, maka saya langsung bertanya ke si mbak tsb.

"Maaf ya mbak, bisa kah saya mintra print-out nya?"

Si mbak tiba-tiba terdiam dan beralih melihat layar komputer di hadapannya.

"Mm.. maaf pak, barusan saya kasih kembaliannya berapa ya?"

Saya menyerahkan kembali uang recehan Rp.1.700 yg msh di genggaman saya ke mbak itu.

Lalu mbak tersebut menekan tuts keyboard beberapa kali yang diikuti bunyi mesin kasir mencetak struk belanja. Si mbak kemudian menyerahkan kembalian uang saya dalam jumlah lain, Rp.5.700, beserta struk belanja.

"Lho, ada perubahan, ya mbak?" tanya saya.

"I..iya pak, harga yg asli dengan hrga di komputer ternyata beda pak. Maaf ya pak...!"

Saya menerima kertas print-out beserta uang kembalian. Lalu melangkah keluar tanpa lagi memperhatikan kertas print-out tadi.

Sampai di rmh saya perhatikan kembali kertas struk belanja. Saya kemudian menyadari ternyata masih ada kekeliruan pada rincian yg tertera di kertas tersebut.

Uang yang saya berikan ke kasir saat di Indomaret Rp.20.000. Di struk belanja tersebut, tertulis harga diapers sebelum diskon Rp.18.300. Dan harga diapers setelah diskon Rp.12.600.

Jadi, mestinya kasir mengembalikan: 20.000 - 12.600 = Rp.7.400. Bukannya Rp.5.700 (selisih harga awal dengan hrga setelah diskon).

***

Teman2 sekalian, barangkali ada yang akan berkata bahwa saya terlalu perhitungan mempersoalkan uang yang cuma segitu. Seandainya saya mengalami baru sekali ini, rasanya saya juga tidak akan menulis artikel ini. Saya akan menganggap kejadian itu hanya kekhilafan petugas kasir indomaret saja.

Tetapi kasus serupa ini sudah beberapa kali kami alami, baik saya sendiri maupun ketika berbelanja bersama istri, saat kami di Lampung dulu maupun setelah kami di Surabaya.

Beberapa kali kami pernah protes karena adanya perbedaan harga barang antara di rak dengan di komputer kasir mereka. Sebagai konsumen kita tertarik membeli barang harga A (lebih murah), ternyata setelah di kasir kita harus membayar dengan harga B (lebih mahal).

Bagi Anda yang berpikir tidak perlu terlalu "berlebihan" menyoal selisih harga yang "cuma segitu", mari pikirkan 2 hal berikut.

Pertama, bayangkan sehari berapa banyak konsumen yg belanja barang serupa dan tidak diberikan struk belanja sehingga tidak mengetahui bahwa haknya diambil secara diam2 oleh pihak Indomaret.

Kalo cuma satu transaksi memang nominalnya kecil, Rp.5.400. Tapi penduduk Indonesia yg punya anak balita ada puluhan juta. Seandainya ada 1 juta transaksi, berapa nominalnya? Rp.5.400.000.000 (5,4 M). Ini selisih yang sangat fantastis, bukan?

Kedua, kalau penilaian kita menggunakan kacamata sekuler (jauh dari agama), barangkali mencurangi "hanya" 5.400 nggak ada masalah. Tapi tidak dalam pandangan Islam. Syariat Islam tidak membenarkan penjual mengambil "keuntungan terselubung" seperti itu meskipun satu rupiah.

"Siapa saja yang menjual sesuatu, maka tidak dihalalkan baginya hingga ia menjelaskan apa yang ada di dalam sesuatu itu. Dan tidak halal bagi yang mengetahui itu untuk tidak menjelaskannya." (HR. Al-Baihaqi 5/320).

Terkait persoalan yang kita bicarakan kali ini, maka tidak dibenarkan bagi pihak Indomaret untuk menutup2i selisih harga karena adanya diskon. Pada hakikatnya diskon yang ditetapkan adalah hak pembeli. Maka harus dikembalikan kepada pihak pembeli.

Demikian saja. Semoga kita bisa tetap berpikir kritis dan menyuarakan kebenaran di tengah kemungkaran yang kian dianggap biasa []

*****

Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis kisah ini, namun saya belum punya kesempatan menuliskannya. eh sudah ditulis duluan saya suami saya, Ayah Naufa.

Saya sendiri berkali-kali mendapati hal serupa di gerai Indomart di berbagai tempat, Lampung dan Surabaya. Saya melakukan survey di beberapa gerai dan sempat berdebat dengan kepala toko. Namun, lagi-lagi hal serupa terjadi lagi.

Saya sangat menyayangkan jika hal ini termasuk SOP Indomart. Ini bisa dilaporkan ke pihak berwajib jika memang kesengajaan pihak manajemen. Namun, jika ini adalah tindakan nakal karyawan, maka saya minta pihak managemen untuk segera membenahinya.

Related

Bisnis 5664325175741284865

Post a Comment

  1. Saya juga sering mengalami hal seperti itu, hampir bisa dipastikan setiap belanja di indomaret selalu terjadi kecurangan. Entah itu tidak ada uang kembalian atau selisih harga yg berbeda antara di rak dan di kasir. Menyebalkan. Kalo sekali dua kali ga keberatan, tapi kalo setiap belanja seperti itu enek juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmm... rupanya Mbak Yuni juga pernah disebalkan oleh kejadian serupa ya :) Berarti memang bukan kasuistis. Sebetulnya kalo berpikir sempit memang uang beberapa ribu rupiah itu kecil nilainya. Tapi kalo dipikir secara global, bahwa gerai minimarket tsb tersebar di seluruh propinsi sampai ke pelosok2, maka akumulasinya akan menghasilkan nominal yang lumayan fantastis untuk ukuran mayoritas penduduk negeri kita. Dan sejatinya mengambil hak konsumen adalah kejahatan. Kita harus sadar ini. Tidak sedikit sekarang ini perusahaan yang ingin memperbesar "profit margin" nya dengan melakukan kecurangan yang tampak kecil dan berpikir para customers dapat memakluminya.

      Terima kasih Mba Yuni sudah berkunjung dan membaca artikel sederhana di blog ini.

      Delete

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item