Manajer Rumah Tangga (Part 2)
kelanjutan kisah terdahulu dengan judul Manajer Rumah Tangga. tadinya tulisannya saya satukan. puanjang pol. kata ayah Naufa di pecah jadi 3 bagian biar nggak kepanjangan. oke deh, Nda... matur syukron atas masukannya. selamat menikmati aja ya... :)
*****
“Secara garis besar, ada dua kategori pengeluaran. Kategori pertama untuk pengeluaran bulanan dan kategori kedua untuk pengeluaran harian. Pengeluaran bulanan terdiri dari lima sub bagian” Tiara menunjuk pada bagian paling atas catatan. Ardy melihat pada lembar catatan keuangan itu.
1. Biaya tetap bulanan:
A. Biaya Rutin bulanan
1. Sewa tempat Tinggal Rp. 500.000
2. Listrik Rp. 50.000
3. Air Rp. 50.000
4. Pulsa Rp. 100.000
5. Transportasi Rp. 150.000
Total Rp. 850.000
Ardy mengangguk-angguk. “Lho, sewa rumah kan sudah kita bayar di depan, umi. Rp. 6.000.000 per tahun. Kenapa dimasukkan lagi dalam pengeluaran bulanan?” Tanya Ardy ingin tahu.
“Memang, kita sudah bayar itu di muka. Ini umi keluarkan dan uangnya dipisahkan di amplop tersendiri. Tak boleh dipakai. Karena jika masa kontrak rumah ini sudah habis, kita tak perlu pusing dengan nominal yang cukup banyak untuk membayar sewa rumah tahun berikutnya. Jumlah tersebut didapatkan dari pembagian sewa kontrak setahun dengan 12 bulan. Ini dia amplop untuk sewa rumah” Ardy mengangguk-angguk.
“Berarti, kalau kita dapat fasilitas rumah dari perusahaan atau kita tinggal di rumah ibu. Kita tak perlu ada anggaran ini ya, Mi…”
“Tetap ada, Abi… kitakan nggak mau nebeng terus sama orang tua atau perusahaan. Kita tetap harus menganggarkannya sebagai tabungan bikin rumah. Bahkan sekalipun kita sudah punya rumah. Anggaran ini tetap harus ada, mungkin besarannya nggak segitu. Untuk biaya perbaikan rumah”
“Ooo…” mengangguk. “Apakah sudah terkumpul 6 jutaan?” Ardy melongok amplop panjang bertulis sewa rumah. Tiara menggeleng. Mengeluarkan uang pecahan 50 ribuan dan menghitungnya.
“Seingat umi, baru 8 bulan ini kita tinggal disini, jadi ya, baru ada Rp. 4.000.000” Tiara menyodorkan uang tersebut kepada Ardy. Ardy tersenyum. Memasukkan kembali uang tersebut ke dalam amplop. Melanjutkan melihat catatan keuangan Tiara. Telunjuknya menyisir baris-baris selanjutnya. Melewati nomor-nomor kecil. Berhenti pada angka 9.
B. Kebutuhan Sumur
1. Detergen 4 @Rp.15.000 :Rp. 60.000
2. Sabun Mandi 8 @Rp.4.500 :Rp. 36.000
3. Sabun cuci piring 6 @Rp.2000 :Rp. 12.000
4. Pasta gigi 2 @Rp.6.000 :Rp 12.000
5. Sikat Gigi 2 @Rp.4000 :Rp. 8.000
6. Pewangi pakaian 5 @Rp.8.500 :Rp. 42.500
7. Pembersih WC 2 @Rp.7.500 :Rp. 15.000
8. Pembersih Lantai 4 @6.500 :Rp. 26.000
9. Laudry Setrika 12 @20.000 :Rp. 240.000
Total :Rp. 451.500
Laundry setrika. Sejak kapan Tiara memakai jasa laundry setrika? Rasa-rasanya semua dikerjakan Tiara sendiri. Tiara buru-buru membuka suara demi melihat Ardy mengerutkan dahi. Mengambil sebuah amplop bertulis ‘kebutuhan sumur’.
“Sejak kapan?” Suara Ardy lembut mendahului. “Sejak pertengkaran senja itu”. Tiara menunduk.
“Umi kasihan dengan abi yang bajunya kusut selalu, sebab umi tidak sempat nyetrika. Kalau siang sibuk masak dan mengurus Haidar. Memang ada waktu sih pas Haidar bobo siang, tapi menurut umi, waktu luang itu lebih baik dipakai untuk membaca buku parenting atau managemen rumah tangga ketimbang menyetrika. Soalnya… jadi ibu dan pengatur rumah tangga kan juga butuh ilmu, Bi... Tak sekedar hasil pengalaman yang berulang, trial-error lak-an. Sementara kalau malam sudah ngantuk…” Hening. Ardy mengamit jemari Tiara. Menggenggam erat. Dan menempelkannya di pucuk bibirnya.
“Maafkan abi ya, belum bisa hadirkan asisten rumah tangga… umi benar, jadi ibu dan pengatur rumah tangga memang harus cerdas. Kenapa cuma setrika, Sayang…. Nggak sekalian cuci setrika?” Tiara menggeleng. Urusan mencuci, jangankan ke laundry, wong Ardy saja hanya kebagian membilas dan menjemurnya.
C. Kebutuhan Dapur
1. Minyak Goreng 2 @Rp. 23.000 :Rp. 46.000
2. Beras 15 @Rp. 9.000 :Rp. 135.000
3. Gula Putih 1 @Rp. 12.000 :Rp. 12.000
4. Teh/Kopi 2 @Rp. 5000 :Rp. 10.000
5. Bawang putih 2 @Rp 8.000 :Rp. 16.000
6. Bawang merah 3 @Rp. 12.000 :Rp. 36.000
7. Telur 4 @Rp. 18.000 :Rp. 72.000
8. Kerupuk 1 @Rp. 30.000 :Rp 30.000
9. Gas 2 @Rp. 15.000 :Rp. 30.000
10. Air Mineral 8 @Rp. 13.000 :Rp. 104.000
Total :Rp. 491.000
Mata Ardy kembali merayapi lembaran bertulis angka-angka itu. Ia menghela nafas panjang.
“Ternyata konsumsi air kita banyak juga ya, Mi…”
"Iya... karena nggak cuma di pakai minum. juga di pakai untuk masak"
“Air itu termasuk penting sekali, Abi. Kita bisa hidup sebulan tanpa makan syaratnya masih minum air. Tapi tidak demikian jika kita kekurangan air. Idealnya, masing-masing dari kita butuh paling tidak 3 liter air perhari. Haidar 1 liter. Begitupun masak, umi pakai air mineral bukan air PDAM. Air PDAM sama sekali tak layak untuk memasak dan di konsumsi. Sehingga seminggu kita habis 2 galon @19 liter. Sebulan habis 8 galon” Tiara mendetaili.
“Hm… angka kecilpun jika dirinci seperti ini, jadi besar juga ya” Gumam Ardy. Hingga disini, ia tak menemukan kejanggalan pos pengeluaran. Semuanya memang penting dikeluarkan. Matanya beralih ke item berikutnya.
D. Kebutuhan kesehatan
1. Madu 1 @Rp. 40.000 :Rp. 40.000
2. Habbatus-sauda’ 1 @Rp. 90.000 :Rp. 90.000
3. Sari kurma 2 @22.500 :Rp. 45.000
4. Propolis 1 @87.500 :Rp. 87.500
Total :Rp. 262.500
Ya, sejak seminar tentang hidup sehat ala rasul setahun yang lalu. Ardy dan Tiara sepakat untuk mengalokasikan dana khusus untuk konsumsi herbal.
Terbukti, setahun terakhir biaya berobat ke dokter umum nyaris tak ada. Mereka jarang sekali sakit. Tentu ini tak semata konsumsi herbal tapi juga karna pola hidup sehat yang dilakukan.
E. Kebutuhan Haidar
1. Susu soya 4 @Rp. 75.000 :Rp. 300.000
2. Pampers 30 @Rp. 2000 :Rp. 60.000
Total :Rp. 360.000
“Umi sudah tidak menyusui Haidar?”
“Masih, Abi… Haidar kan sudah 15 bulan. Berdasarkan buku yang umi baca, ASI di usia sepantar Haidar sudah bukan lagi makanan utama. Ia membutuhkan suplemen untuk tumbuh kembangnya. Sementara ini kan Haidar alergi susu sapi. Makanya umi rutin kasih soya bubuk”
“Gimana kalau kita kurangi anggarannya… menurut abi, anggaran segini terlalu besar. Lagi pula, Haidar doyan makan kan?”
“Bisa saja, Abi… Cuma menurut umi, ini juga sudah dihemat. Satu kotak 400gram mestinya habis dalam 3 hari. Dengan pemberian 3 gelas/hari. Nah… umi cuma kasih minum Haidar 1 gelas perhari. Jadi sekotak bisa sampe 1 minggu sehingga sebulan cuma habis 4 kotak yang 400 gram”
“Atau kita ganti merek lain yang lebih murah…?”
“Umi sudah pernah coba merek lain yang ditawarkan teman, tapi Haidar kurang suka. Jadi deh, baru tiga kali minum, sisanya di kasih ke teman”
“Umikan baru coba satu merek, nanti abi bantu mensurvey deh…” Tiara mengangguk.
“Jika ada yang bisa kita minimalkan pengeluarannya, sebaiknya memang kita minimkan. Abi benar-benar terfikir dengan pertanyaan ibu tadi pagi soal tabungan untuk beli rumah”
Kini mata Ardy terpaku pada item rincian pengeluaran yang terakhir. Yang terbesar. Kebutuhan harian.
F. Kebutuhan Harian
1. Sayuran Hijau 30 @Rp. 15.000 :Rp. 450.000
2. Buah-buahan 30 @Rp. 10.000 :Rp. 300.000
3. Bumbu dapur 30 @Rp. 5.000 :Rp. 150.000
4. Protein 30 @Rp. 10.000 :Rp. 300.000
5. Camilan 30 @Rp. 10.000 :Rp. 300.000
Total :Rp. 1.500.000
“Abi, ini adalah pengeluaran harian. Makanya tiap item di kali 30. Karena rata-rata jumlah hari segitu…”
“Sayuran, umi alokasikan Rp. 15.000 perhari”
“Banyak sekali…”
“Untuk beli wortel, yang rutin abi konsumsi sebagai terapi kesehatan Rp. 6.000 sendiri. Sisanya dipakai untuk beli brokoli, sawi dan sayuran lain untuk sarapan dan makan malam”
“Anggaran beli buah Rp. 10.000 ya?”
“Hm… iya...”
“Cukup?”
“Cukup… kan belanjanya di pasar tradisional. Bukan di super market. Kalo di super market memang harga buah relatif mahal…”
“Biasanya umi beli pisang satu sisir, atau jeruk setengah kilo, atau salak setengah kilo...”
“Apakah harus beli buah setiap hari?”
“Kebutuhan serat bisa di-cover sayuran, namun zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh seperti zinc, kalium, folat, asam folat, dan lain-lain akan terbantu sekali dengan konsumsi buah”.
“Oooo…” mengangguk.
“Tadi, kalau nggak salah di kebutuhan dapur sudah ada bawang merah dan bawang putih. Kok disini ada bumbu dapur lagi?”
“Bumbu dapur Rp. 5.000. Ini untuk bumbu yang kecil-kecil, Bi... Misalnya cabai, tomat, kunyit, jahe, ketumbar, merica, pala, lada, dll. Kalo bawang merah sama bawang putih akan lebih murah kalau dibeli dalam jumlah besar (kiloan).”
“Alokasi dana untuk protein Rp. 10.000. kayaknya kita jarang tuh makan protein…”
bersambung ke Manajer Rumah Tangga 3
*****
“Secara garis besar, ada dua kategori pengeluaran. Kategori pertama untuk pengeluaran bulanan dan kategori kedua untuk pengeluaran harian. Pengeluaran bulanan terdiri dari lima sub bagian” Tiara menunjuk pada bagian paling atas catatan. Ardy melihat pada lembar catatan keuangan itu.
1. Biaya tetap bulanan:
A. Biaya Rutin bulanan
1. Sewa tempat Tinggal Rp. 500.000
2. Listrik Rp. 50.000
3. Air Rp. 50.000
4. Pulsa Rp. 100.000
5. Transportasi Rp. 150.000
Total Rp. 850.000
Ardy mengangguk-angguk. “Lho, sewa rumah kan sudah kita bayar di depan, umi. Rp. 6.000.000 per tahun. Kenapa dimasukkan lagi dalam pengeluaran bulanan?” Tanya Ardy ingin tahu.
“Memang, kita sudah bayar itu di muka. Ini umi keluarkan dan uangnya dipisahkan di amplop tersendiri. Tak boleh dipakai. Karena jika masa kontrak rumah ini sudah habis, kita tak perlu pusing dengan nominal yang cukup banyak untuk membayar sewa rumah tahun berikutnya. Jumlah tersebut didapatkan dari pembagian sewa kontrak setahun dengan 12 bulan. Ini dia amplop untuk sewa rumah” Ardy mengangguk-angguk.
“Berarti, kalau kita dapat fasilitas rumah dari perusahaan atau kita tinggal di rumah ibu. Kita tak perlu ada anggaran ini ya, Mi…”
“Tetap ada, Abi… kitakan nggak mau nebeng terus sama orang tua atau perusahaan. Kita tetap harus menganggarkannya sebagai tabungan bikin rumah. Bahkan sekalipun kita sudah punya rumah. Anggaran ini tetap harus ada, mungkin besarannya nggak segitu. Untuk biaya perbaikan rumah”
“Ooo…” mengangguk. “Apakah sudah terkumpul 6 jutaan?” Ardy melongok amplop panjang bertulis sewa rumah. Tiara menggeleng. Mengeluarkan uang pecahan 50 ribuan dan menghitungnya.
“Seingat umi, baru 8 bulan ini kita tinggal disini, jadi ya, baru ada Rp. 4.000.000” Tiara menyodorkan uang tersebut kepada Ardy. Ardy tersenyum. Memasukkan kembali uang tersebut ke dalam amplop. Melanjutkan melihat catatan keuangan Tiara. Telunjuknya menyisir baris-baris selanjutnya. Melewati nomor-nomor kecil. Berhenti pada angka 9.
B. Kebutuhan Sumur
1. Detergen 4 @Rp.15.000 :Rp. 60.000
2. Sabun Mandi 8 @Rp.4.500 :Rp. 36.000
3. Sabun cuci piring 6 @Rp.2000 :Rp. 12.000
4. Pasta gigi 2 @Rp.6.000 :Rp 12.000
5. Sikat Gigi 2 @Rp.4000 :Rp. 8.000
6. Pewangi pakaian 5 @Rp.8.500 :Rp. 42.500
7. Pembersih WC 2 @Rp.7.500 :Rp. 15.000
8. Pembersih Lantai 4 @6.500 :Rp. 26.000
9. Laudry Setrika 12 @20.000 :Rp. 240.000
Total :Rp. 451.500
Laundry setrika. Sejak kapan Tiara memakai jasa laundry setrika? Rasa-rasanya semua dikerjakan Tiara sendiri. Tiara buru-buru membuka suara demi melihat Ardy mengerutkan dahi. Mengambil sebuah amplop bertulis ‘kebutuhan sumur’.
“Sejak kapan?” Suara Ardy lembut mendahului. “Sejak pertengkaran senja itu”. Tiara menunduk.
“Umi kasihan dengan abi yang bajunya kusut selalu, sebab umi tidak sempat nyetrika. Kalau siang sibuk masak dan mengurus Haidar. Memang ada waktu sih pas Haidar bobo siang, tapi menurut umi, waktu luang itu lebih baik dipakai untuk membaca buku parenting atau managemen rumah tangga ketimbang menyetrika. Soalnya… jadi ibu dan pengatur rumah tangga kan juga butuh ilmu, Bi... Tak sekedar hasil pengalaman yang berulang, trial-error lak-an. Sementara kalau malam sudah ngantuk…” Hening. Ardy mengamit jemari Tiara. Menggenggam erat. Dan menempelkannya di pucuk bibirnya.
“Maafkan abi ya, belum bisa hadirkan asisten rumah tangga… umi benar, jadi ibu dan pengatur rumah tangga memang harus cerdas. Kenapa cuma setrika, Sayang…. Nggak sekalian cuci setrika?” Tiara menggeleng. Urusan mencuci, jangankan ke laundry, wong Ardy saja hanya kebagian membilas dan menjemurnya.
C. Kebutuhan Dapur
1. Minyak Goreng 2 @Rp. 23.000 :Rp. 46.000
2. Beras 15 @Rp. 9.000 :Rp. 135.000
3. Gula Putih 1 @Rp. 12.000 :Rp. 12.000
4. Teh/Kopi 2 @Rp. 5000 :Rp. 10.000
5. Bawang putih 2 @Rp 8.000 :Rp. 16.000
6. Bawang merah 3 @Rp. 12.000 :Rp. 36.000
7. Telur 4 @Rp. 18.000 :Rp. 72.000
8. Kerupuk 1 @Rp. 30.000 :Rp 30.000
9. Gas 2 @Rp. 15.000 :Rp. 30.000
10. Air Mineral 8 @Rp. 13.000 :Rp. 104.000
Total :Rp. 491.000
Mata Ardy kembali merayapi lembaran bertulis angka-angka itu. Ia menghela nafas panjang.
“Ternyata konsumsi air kita banyak juga ya, Mi…”
"Iya... karena nggak cuma di pakai minum. juga di pakai untuk masak"
“Air itu termasuk penting sekali, Abi. Kita bisa hidup sebulan tanpa makan syaratnya masih minum air. Tapi tidak demikian jika kita kekurangan air. Idealnya, masing-masing dari kita butuh paling tidak 3 liter air perhari. Haidar 1 liter. Begitupun masak, umi pakai air mineral bukan air PDAM. Air PDAM sama sekali tak layak untuk memasak dan di konsumsi. Sehingga seminggu kita habis 2 galon @19 liter. Sebulan habis 8 galon” Tiara mendetaili.
“Hm… angka kecilpun jika dirinci seperti ini, jadi besar juga ya” Gumam Ardy. Hingga disini, ia tak menemukan kejanggalan pos pengeluaran. Semuanya memang penting dikeluarkan. Matanya beralih ke item berikutnya.
D. Kebutuhan kesehatan
1. Madu 1 @Rp. 40.000 :Rp. 40.000
2. Habbatus-sauda’ 1 @Rp. 90.000 :Rp. 90.000
3. Sari kurma 2 @22.500 :Rp. 45.000
4. Propolis 1 @87.500 :Rp. 87.500
Total :Rp. 262.500
Ya, sejak seminar tentang hidup sehat ala rasul setahun yang lalu. Ardy dan Tiara sepakat untuk mengalokasikan dana khusus untuk konsumsi herbal.
Terbukti, setahun terakhir biaya berobat ke dokter umum nyaris tak ada. Mereka jarang sekali sakit. Tentu ini tak semata konsumsi herbal tapi juga karna pola hidup sehat yang dilakukan.
E. Kebutuhan Haidar
1. Susu soya 4 @Rp. 75.000 :Rp. 300.000
2. Pampers 30 @Rp. 2000 :Rp. 60.000
Total :Rp. 360.000
“Umi sudah tidak menyusui Haidar?”
“Masih, Abi… Haidar kan sudah 15 bulan. Berdasarkan buku yang umi baca, ASI di usia sepantar Haidar sudah bukan lagi makanan utama. Ia membutuhkan suplemen untuk tumbuh kembangnya. Sementara ini kan Haidar alergi susu sapi. Makanya umi rutin kasih soya bubuk”
“Gimana kalau kita kurangi anggarannya… menurut abi, anggaran segini terlalu besar. Lagi pula, Haidar doyan makan kan?”
“Bisa saja, Abi… Cuma menurut umi, ini juga sudah dihemat. Satu kotak 400gram mestinya habis dalam 3 hari. Dengan pemberian 3 gelas/hari. Nah… umi cuma kasih minum Haidar 1 gelas perhari. Jadi sekotak bisa sampe 1 minggu sehingga sebulan cuma habis 4 kotak yang 400 gram”
“Atau kita ganti merek lain yang lebih murah…?”
“Umi sudah pernah coba merek lain yang ditawarkan teman, tapi Haidar kurang suka. Jadi deh, baru tiga kali minum, sisanya di kasih ke teman”
“Umikan baru coba satu merek, nanti abi bantu mensurvey deh…” Tiara mengangguk.
“Jika ada yang bisa kita minimalkan pengeluarannya, sebaiknya memang kita minimkan. Abi benar-benar terfikir dengan pertanyaan ibu tadi pagi soal tabungan untuk beli rumah”
Kini mata Ardy terpaku pada item rincian pengeluaran yang terakhir. Yang terbesar. Kebutuhan harian.
F. Kebutuhan Harian
1. Sayuran Hijau 30 @Rp. 15.000 :Rp. 450.000
2. Buah-buahan 30 @Rp. 10.000 :Rp. 300.000
3. Bumbu dapur 30 @Rp. 5.000 :Rp. 150.000
4. Protein 30 @Rp. 10.000 :Rp. 300.000
5. Camilan 30 @Rp. 10.000 :Rp. 300.000
Total :Rp. 1.500.000
“Abi, ini adalah pengeluaran harian. Makanya tiap item di kali 30. Karena rata-rata jumlah hari segitu…”
“Sayuran, umi alokasikan Rp. 15.000 perhari”
“Banyak sekali…”
“Untuk beli wortel, yang rutin abi konsumsi sebagai terapi kesehatan Rp. 6.000 sendiri. Sisanya dipakai untuk beli brokoli, sawi dan sayuran lain untuk sarapan dan makan malam”
“Anggaran beli buah Rp. 10.000 ya?”
“Hm… iya...”
“Cukup?”
“Cukup… kan belanjanya di pasar tradisional. Bukan di super market. Kalo di super market memang harga buah relatif mahal…”
“Biasanya umi beli pisang satu sisir, atau jeruk setengah kilo, atau salak setengah kilo...”
“Apakah harus beli buah setiap hari?”
“Kebutuhan serat bisa di-cover sayuran, namun zat-zat lain yang dibutuhkan tubuh seperti zinc, kalium, folat, asam folat, dan lain-lain akan terbantu sekali dengan konsumsi buah”.
“Oooo…” mengangguk.
“Tadi, kalau nggak salah di kebutuhan dapur sudah ada bawang merah dan bawang putih. Kok disini ada bumbu dapur lagi?”
“Bumbu dapur Rp. 5.000. Ini untuk bumbu yang kecil-kecil, Bi... Misalnya cabai, tomat, kunyit, jahe, ketumbar, merica, pala, lada, dll. Kalo bawang merah sama bawang putih akan lebih murah kalau dibeli dalam jumlah besar (kiloan).”
“Alokasi dana untuk protein Rp. 10.000. kayaknya kita jarang tuh makan protein…”
bersambung ke Manajer Rumah Tangga 3