Teruntuk Putriku Sayang, Naufa Shaliha

Teruntuk Putriku Sayang, Naufa Shaliha


Barakallahu laki fiy umriki ya ibnatiy ash-shalihah.
Naufa, Bunda tidak bermaksud mengucapkan selamat hari ulang tahun kepadamu Nak. Karna hal itu tidak ada tuntunannya dalam agama kita, Islam. Bunda menulis catatan ini, semata karna bunda sedang bernostalgia. Tiga tahun yang lalu, engkau lahir sayang. Masih ada di ingatan bunda, tangismu yang pertama. Menggemparkan seisi rumah bersalin, setelah lama kami menunggu kelahiranmu. Masih jelas dalam ingatan bunda, tubuh mungilmu diletakkan di atas bunda setelah perjuangan melahirkan itu.

Ya Allah...
Semoga Allah memberkahi cinta kasih kita, mengekalkannya dan menjadikan kita wanita shalihah.

Naufa... kini engkau semakin tumbuh besar. Tiga tahun sudah engkau ada di dunia ini. Beginilah wajah dunia sayang. Kemarin engkau menangis karna kukumu terluka, berdarah, dan engkau mengadukannya kepada Allah sembari berdoa agar Dia menyembuhkan lukamu. Bunda sangat ternyuh dengan sikapmu. Iya sayang, seperih apapun luka kita... adukanlah kepada Allah... karna Dia lah yang menciptakan sekaligus Merawat kita, siang dan malam, tanpa lelah. Bahkan, kasih sayang Allah kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang bunda kepadamu.

Naufa, kini kau telah dapat berargumen. Meski argumennya persis dengan argumen bunda saat engkau mempertanyakannya. Tiga tahun telah berlalu dalam kebersaan kita. Bunda minta maaf atas segala khilaf bunda selama ini, Nak.

Maafkanlah bunda sayang, jika selama ini bunda melarangmu menonton televisi. Bukan apa-apa Nak, engkau sedang dalam masa ke-emasan. Betapa cepatnya daya hafalmu. Bahkan yang sengaja tak kau hafalkan saja, langsung bisa kau lafadzkan. Karenanya, bunda khawatir, jika engkau terlalu sering menonton televisi, benakmu akan dipenuhi dengan hafalan-hafalan sampah yang sama sekali tidak berguna untukmu dan kehidupanmu kelak. Itulah sebabnya, Ayah dan bunda sengaja tak memelihara televisi di rumah. Ini semua demi kebaikan kita.

Maafkan pula bunda, jika bunda sering memanggilmu pulang saat kau tengah bermain di tempat tetangga kita. Alasannya adalah, tetangga kita pakaiannya teramat seksi, bahkan aurat yang semestinya hanya tampak oleh suaminya saja sering dipertontonkan di hadapan umum. Bunda Khawatir interaksimu dengan mereka akan merusak pikiranmu. Belum lagi kata-kata kotor yang tidak layak diucapkan. Kita harus benar-benar jeli memilih teman dekat. Dakwah yang kita serukan kepada mereka tidak serta merta merubah tingkah laku mereka, karenanya bunda batasi interasi sebatas mendakwahi bukan untuk menjadikan mereka teman sejati.

Maafkan pula bunda, jika bunda tak memanjakanmu dengan berbagai macam jajanan seperti permen, coklat, ice cream, sosis dan lain-lainnya. Sayang... sekali lagi ini untuk kebaikanmu. Jajanan itu banyak yang tidak sehat, bisa merusak gigi dan organ pencernaan lainnya. Lihatlah teman-temanmu yang hobby makan permen, di usia yang tak terpaut jauh darimu sudah merasai sakit gigi, sakit tipes, radang tenggorokan dll. Kita harus pandai menjaga kesehatan Nak, karena sakit itu tidak enak. Karenanya, telah bunda buatkan camilan sehat sebagai pengganti semua itu.

Bunda bersyukur, karena engkau mau mendengar nasihat bunda dan tidak protes dengan camilan yang bunda sajikan. Ada agar-agar, bubur kacang hijau, kue beras merah, bubur kacang merah, martabak wortel, martabak jagung, bolu kukus bayam dan lainnya. Semuanya insya Allah baik untuk kesehatanmu, Nak.

Maafkan bunda, jika engkau juga tidak punya banyak mainan seperti teman-temanmu. Selain karena memboroskan uang Ayahmu, juga akan membuat rumah kita dipenuhi barang-barang yang kurang bermanfaat. Karnanya, bunda telah gantikan aneka mainan itu dengan mainan alami. Kemari, bantu bunda mencuci piring, engkau akan mendapati aneka mainan sekaligus pembelajaran tentang pekerjaan rumah tangga. Yuk bantu bunda memasak, meski hanya melihat, engkau akan punya banyak kosakata baru terkait bahan masakan. Ayo bersama bunda menyapu, ini juga mainan seru lho. Bunda tertegun saat kemarin, kau berinisiatif mencuci sendiri pakayanmu di kamar mandi sambil bermain air. Kau juga telah terampil membersihkan makanan yang mecer-mecer dilantai. Subhanallah...

Mari kita buat boneka dari kain yang sudah tak terpakai lagi. Atau membuat origami... hm, kemarin kita berhasil membuat perahu cadik dan juga sebuah kamera, seru ya...

Naufa, maafkan Bunda jika kerap kali tak bisa menahan emosi. Beginilah... bunda memang tengah berproses agar lebih baik dari hari ke hari, Nak. Terimakasih telah banyak membantu bunda dalam proses ini. Naufa... semoga kelak engkau menjadi seorang muslimah tangguh. Unggul dalam kebaikan sebagaimana nama yang ayahmu dulu berikan. Semoga...

Bunda sayang Naufa
Siwalankerto, 08 April 2013

Related

Parenting 7471442134897757540

Post a Comment

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item