Kenapa Lelaki Menunda Menikah

Kenapa Lelaki Menunda Menikah


Kenapa Lelaki Menunda Menikah
Kenapa Lelaki Menunda Menikah “Nda..., kenapa sih laki-laki banyak yang menunda menikah?”  tanyaku pada suamiku.

“Lho kok nanya ke Kanda, tanya sama yang nunda dong”

“Ya elah Nda... Adek kan mau tahu dari sisi pandangan laki-laki, biar subjektif gitu lho...  soalnya, kalo yang kasih pendapat para wanita, mesti pada nyalahin laki-laki, kan jadi nggak akur  tuh”

Hm... kenapa ya, banyak lelaki menunda menikah? Buat para wanita, jangan buru-buru menyalahkan para lelaki, karena nggak bersegera mendatangi orang tua kita untuk meminang. Monggo dibaca  tulisan kali ini, semoga kita bisa lebih memahami kondisi laki-laki. oya, tulisan ini adalah sari pati hasil diskusi antara aku dan suamiku. Kalo ada yang kurang atau nggak tepat, kasih masukan aja di kolom komentar ya... :)

Kenapa Lelaki menunda menikah.

Pertama, belum siap.  Aslinya sudah pengen menikah, tapi masih belum siap.  Kesiapan yang paling utama adalah kesiapan mental. Lelaki semacam ini biasanya belum siap hidup susah. Belum siap menangung nafkah istri dan anak-anak. Tipe lelaki seperti ini mesti diberi pencerahan, bahwa menikah itu menggenapkan kebaikan. Bahwa, kelelahan seorang suami untuk menafkahi keluarganya adalah sebuah kemuliaan.

Nah, supaya bisa segera siap secara mental, ada baiknya berguru sama yang lebih senior. Lalu sedapat mungkin membiasakan diri dengan berbagai beban kehidupan.  Padahalkan, seorang lelaki kalau sudah baligh, ia wajib menafkahi dirinya sendiri, bukan menjadi tanggungan orang tua lagi. nggak kayak sekarang, sudah beranak pinak saja, masih jadi beban orang tua, tragis!

Oleh karenanya, seorang anak lelaki kalau sudah baligh (sekitar 11an tahun) sebaiknya diarahkan untuk bekerja sambilan atau berwirausaha kecil-kecilan. Sehingga mental pemberani itu  telah terpatri jauh hari sebelum kesiapan fisik berupa birahi mendatangi.  Maksudnya, secara biologis sudah siap tapi secara mental kagak siap. Nah lho...

Kedua, mau meniti karir dulu. Kata suamiku, nggak sedikit lho lelaki yang fokusnya kepada karir (Gharizah Baqa’) ketimbang menikah (Gharizah Nau’). Doi berpandangan bahwa menikah itu akan membuat karirnya terhambat. Soalnya harus berbagi fokus. Mikirin karir, mikirin istri, anak-anak dan tetek bengek soal keluarga.  Nah, karena ketakutannya itulah, ia nekat untuk berlama-lama melajang. Karir is harga mati. Tar deh mikir mau menikah, bikin ribet. pikirannya tersedot pada karir, jadi kecenderungannya pada wanita rada teralihkan.

Lelaki macam ini biasanya standar materinya tinggi. Ia  baru mau menikah kalau sudah mapan dan karirnya ada di pucuk daun. Punya rumah mewah, punya mobil keren, punya macam-macam yang orientasinya ke materi semua. Lelaki seperti ini mestinya disadarkan. Bahwa, hidup itu sebentar saja.  Sayang sekali kalau dilewatkan sendirian.

Apalagi zaman sekarang banyak godaan yang bikin nggak tahan. Bisa-bisa menyimpang dari aturan kalau bertahan dalam kesendirian. Adapun karir, harta dan tahta akan Allah mudahkan untuk siapa saja yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya. Yo po ra?

Ketiga, berbakti pada orang tua dulu. Ada lagi alasan lelaki yang menunda menikah karena alasan mau berbakti kepada orang tuanya. Mungkin karena orang tuanya sedang sakit keras, misalnya struk, diabetes, hipertensi dan lain-lain yang butuh perhatian totally. Lelaki macam ini  khawatir kalau doi nikah, ntar perhatiannya  ke orang tua malah jadi berbagi. Soalnya ada makhluk lain bernama istri yang telah merebut perhatiannya. Wah, kesempatan berbakti sama orang tua jadi hilang. Apalagi kalau istrinya kelak lebih dominan. Nggak mau tinggal sama orang tua, nggak mau membantu mengurusnya dan seabreg ketakutan lain.

Lelaki semacam ini mesti dinasehatin. Bahwa, ketika ia menikah dengan wanita shalehah, maka ia akan terbantu sekali dengan hadirnya istri. Bayangkan, ketika ia harus bekerja mencari nafkah, istrinya akan membantu mengurus mertuanya sebagaimana ia mengurus orang tuanya sendiri. Makanya, nikahnya sama wanita shalihah, biar nggak banyak polah. Wanita shalihah, paham benar bahwa syurga ada pada ridho suami, kalo suami ridho maka ia bisa masuk surga dari pintu manapun, enak kan? Beda banget dengan wanita yang nggak shalihah, yang orientasinya materi melulu, nggak mau pusing dengan urusan mertua.

Jadi ngapain menunda menikah dengan alasan mau berbakti sama orang tua. Justru dengan keberadaan pendamping hidup yang shalihah, semuanya akan terealisasi. Bisa berbakti sama orang tua, bisa menggenapkan agama, bisa bercengkrama dengan permaisuri para bidadari surga. Mau?

Ke-empat, minder alias malu dengan kondisi. Ada juga lho yang menunda menikah karena malu dengan kondisi keluarganya yang nggak punya apa-apa. Gimana nanti ketemu dengan calon mertua. Mau presentasi apa, lha wong nggak punya apa-apa. Harta nggak punya, kerjaan belum tetap, keluarga tinggal jauh di pelosok desa.

Nah...  untuk tipe lelaki macam ini perlulah ia dibantu. Dibantu bicara saat meminang ke calon mertua. Dibantu carikan pekerjaan yang menjadikannya mampu untuk menikahi seorang wanita shalihah meski hanya untuk membeli maharnya. Dibantu untuk terus berfikir dan bersikap positif. Bahwa rizki ada di tangan Allah. Allah akan melapangkan ataupun menyempitkan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.

Lha,  kita nggak tahu kan nasib kita di masa yang akan datang. Roda kan berputar, yang tadinya diatas, jadi kebawah, yang tadinya di bawah pindah ke atas. So... pede aja lagi. Jangan menunda menikah cuma karena minder dengan keadaan.

Ada baiknya cari wanita yang dia dan keluarganya sudah memahami makna kehidupan, atau yang standar hidupnya nggak jauh beda dengan si lelaki. Agar satu pemikiran, dan perasaan.  Jadi nggak mempersoalkan dengan keadaan financial. Kalau toh nggak ada, ya itu dia, si lelaki  emang perlu dibantu.

Kelima, milih-milih. Lelaki itu jatuh cinta lewat matanya, kalo perempuan jatuh hati lewat telinganya.  Kata suamiku, normalnya seorang laki-laki akan prioritaskan tampilan fisik ketimbang inner beauty.  Doi hobby banget membandingkan satu wanita dengan wanita yang lain dari sisi tampilan luar. Tingginya, warna kulitnya, elok parasnya dan lain-lain.

Hmm... nggak salah sih, rasulallah saja membolehkannya. Tapi kalo harus menunda menikah cuma gara-gara pilih memilih?  Whats?  hm...  aku paling gemes dengan lelaki macam ini. Doi tuh mau nikah apa mau jadi juri kontes kecantikan sih?

Lelaki macam ini mesti dinasehatin bahwa apa yang tampak diluar biasanya menipu (eits... aku nggak bermaksud memfitnah ya). Yup, itulah sebabnya, rasulallah memerintahkan untuk memilih wanita dari sisi kebaikan agamanya. Sukur-sukur dapat yang baik agamanya, elok parasnya, banyak hartanya dan bangsawan pula keturunannya. Keren kan? seperti ibunda Khadijah ra. Tapi tipe yang kayak begini, susah dicari Mas! Seribu satu deh.

Ke-enam, sibuk dengan ilmu, dakwah dan jihad. Wah kalau lelaki seperti ini memang nggak punya waktu untuk mikirin dan memperhatikan lawan jenis. Waktunya, pikirannya, jiwanya, semua tercurah untuk menuntut ilmu, berdakwah dan berjihad.

Tengok saja, sahabat rasulallah saw, Mus’ab bin Umair. Beliau adalah duta islam pertama.  Dengan lisannya, Madinah takluk. Menerima seruan dakwah rasulallah dengan tegaknya institusi Daulah Islamiyah disana. Berkat jasanya, Islam tersebar ke seantero kota Madinah. Duta Islam ini terkenal dengan keelokan rupa dan kefasihan berbicara, namun beliau meninggal dalam keadaan belum menikah.

Begitupun Abu Hurairah. Beliau terkenal banyak meriwayatkan hadis-hadis nabi. Karena sibuk dengan periwayatan hadis, sehingga waktunya ia habiskan untuk itu. Hingga ajal menjelang beliau masih lajang.

Tengok pula, Sayyid Qutb. Beliau juga meninggal dalam keadaan bujang karena dihukum gantung sebab dakwah yang beliau serukan. Untuk mereka semua, insya Allah, telah Allah sediakan para bidadari bermata jeli sebagai balasan atas apa yang telah mereka upayakan. Mereka tidak berniat melajang, karena tabatul alias menyengaja hidup membujang adalah haram. Namun perhatian mereka, fikiran mereka, waktu dan jiwa mereka tak menyisakan ruang untuk memikirkan makhluk bernama wanita. Wah segitunya ya, Masya Allah...

Semoga para wanita shalihah yang meninggal belum sempat menikah bisa berjodoh dengan mereka kelak di surga-Nya. Aameen.

Ketujuh, bermasalah dengan kejantanannya. Ada juga yang menunda menikah karena memang tidak tertarik dengan wanita. Lelaki macam ini harus diterapi agar penyakitnya sembuh dan segera dapat menunaikan sebahagian dari penggenapan agamanya. Bisa datang ke berbagai terapi, baik medis maupun herbal alami.

Kedelapan, enjoy dengan kemaksiatan. Entah itu pacaran, entah itu teman tapi mesra-an, entah itu hubungan tanpa ikatan. Intinya, doi menjalin hubungan diluar pernikahan dengan lawan jenis dan ia enjoy dengan itu. Ia  merasa nggak butuh dengan pernikahan. Karena menurutnya, tanpa menikahpun, apa yang akan didapatkan dalam pernikahan tetap ia bisa dapatkan. Tanpa tanggung-jawab, tanpa beban, tapi enak.

Nah, lelaki macam ini mesti disadarkan bahwa dosa akan ia pikul sapanjang zaman. Kalau terus berkubang dalam kemaksiatan, nantikanlah penyesalan dan adzab Allah yang tak terperikan. Apa yang membedakan pacaran dengan pernikahan adalah akad. Indah nian apa yang ditulis ustadz Felix Y Xiaw

Galaunya yang sudah nikah itu romantis 
Galaunya yang pacaran itu miris

Manjanya pasangan yang nikah itu imut-imut
Manjanya yang pacaran itu amit-amit

Mesranya yang sudah nikah itu Subhanallah!
Mesranya yang pacaran itu haram jadah!

Adu pandangan yang sudah nikah itu nikmat
Pandang pacar itu maksiat

Rayuan di antara suami istri itu karunia 
Rayuan pacar itu bencana

Gombalnya suami itu puitis
Puisinya pacar itu gombalis

Ucap sayang sambil kecup kening istri itu manis
Begituan sama pacar itu najis

Bagaimana kaum lelaki... sudah bisa jawab kenapa lelaki menunda menikah? masih mau mempertahankan status jomblomu? Kategori lelaki manakah dirimu? buat para wanita saya juga sudah menulis kiat agar cepat dapat jodoh. mungkin dua artikel ini bisa dikolaborasikan, supaya tingkat kegalauan dapat ditekan seminimal mungkin, karena ini berpengaruh pada kegalauan masyarakat. mudah-mudahan artikel ini bermanfaat ya... biar hidup ini lebih bermakna. [Bunda Naufa]

Related

Sakinah 3332324083344094777

Post a Comment

  1. Assalamu'alaikum..
    Subhanallah mba.. Aku luluh baca blog mba yg satu ini..
    Mohon saya diijinkan untuk share blog ini, supaya dapat banyak manfaat untuk orang lain..
    Terima kasih sudah memberi pencerahan yg bermanfaat ini..
    Wassalam :)

    ReplyDelete
  2. Kalo orangtua yg nunda karena disuruh nyari pekerjaan yg lbh matang gimana bunda? Padahal sy sdh bekerja, tapi gaji msh kecil

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu masuk kategori ingin berbakti sama ortu bang... :)

      Delete
  3. wuah q termasuk salah satu diantaranya ki bu'....syukron eaaaaaa..

    ReplyDelete

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item