Be Smart

Be Smart

Be SmartSmart, sebagaimana makna katanya adalah cerdas atau pintar. Menurutku, Smart bisa dimaknai macam-macam. Tergatung siapa yang bilang dan pake kacamata apa. Kalo pake kacamata para kapitalis, tentu nggak jauh-jauh dari azas matrenya, manfaatnya. Semakin banyak dapet materi (duit tah,ilmu tah dll) semakin cerdas. Semakin banyak mendatangkan manfaat semakin cerdas. Nggak peduli halal-haram semuanya hantam.

Gimana dengan Islam. Patokan seseorang termasuk kategori smart beda banget dengan kapitalis. Rasulallah saw bersabda “orang yang yang paling cerdas diantara kalian adalah orang yang banyak mengingat mati... ”. Yup, inilah cerdas. Why? Orang yang selalu ingat mati dia akan tahu bahwa waktunya terbatas. Bukan berarti menjadikannya berpangku tangan, nongkrong, meble untuk kemudian putus asa dalam menjalani hidup (inimah namanya fatalis bung!). sebab, standar kecerdasan selanjutnya adalah “... dan dia beramal untuk kehidupan setelah kematian”. Sehingga, orang yang cerdas tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Nggak mungkin orang yang ingat mati akan berbuat sesuka dia, hura-hura, foya-foya de el el.

Tiap ada kesempatan ia manfaatkan untuk kebaikan kehidupan abadinya. Tidak menunggu-nunggu, tidak menunda-nunda. Inilah cerdas D’RISEr. Sebab tak ada yang tahu hingga batas usia berapa kita akan ketemu dengan kematian. Nggak peduli muda, telah renta atau bahkan masih balita, kematian menjelma. Ibaratnya pemain bola, ketika ia tahu bahwa waktu permainan tinggal 15 menit lagi sementara ada 6 gol lagi yang harus di cetak untuk memenangkan pertandingan, tentu... setiap pemain bola yang menyadari kondisi genting ini pasti akan melipatgandakan upaya, bersegera, berlomba untuk bisa mencetak gol sebanyak-banyaknya. Gimana kalo pemain bolanya nyantai-nyantai aja, itu namanya nggak smart, sepakat? Untuk permainan bola bisa seperti itu, padahal kalah dalam pertandingan mah nggak ngaruh-ngaruh amat sama hidupnya. Lain waktu bisa maen lagi.

Atau buat kamu yang mau ujian nasional. Setelah tahu kapan ujian nasional akan di gelar, of course kamu nggak bakalan nyantai-nyantai kan... mesti belajar, les, dan lain-lain. Supaya apa? Ya tentunya supaya kamu punya kesiapan untuk ngerjain ujian biar nggak remidi atau malah gatot (gagal total). Untuk pertandingan sepak bola atau ujian nasional kita bisa sedemikian bersungguh-sungguh menyiapkannya. Apatah lagi urusan yang super duper genting. Ini bukan persoalan coba-coba bro. Urusan kehidupan kita yang sebenarnya. Karena Cuma sekali. Tambah lagi, kalau sudah mati nggak bakalan bisa balik lagi, nyesel deh... makanya biar nggak nyesal, benarlah sabda rasulallah saw yang sudah dibahas tadi. “orang yang yang paling cerdas diantara kalian adalah orang yang paling banyak mengingat mati dan dia beramal untuk kehidupan setelah kematian” Mestinya kesungguhan seorang muslim lebih dahsyat lagi dari kesungguhan pemain bola atau yang lagi mau ujian dong.

Oya D’RICEr, bukan pula bermakna untuk menyiapkan bekal setelah kematian trus kita nggak mau ngapa-ngapain kecuali sholat, puasa, zikiran di dalem masjid melulu... sekali lagi bukan itu. Tapi maknanya adalah menjalani seluruh kehidupan kita sediakala dengan aturan yang telah Allah tetapkan. Baik aturan ibadah, muamalah, pakaian, makanan, sampe masalah politik, ekonomi, sosial, keamanan dlsb. Karena Islam itu komplit. Mengatur masalah masuk wc sampe masuk syurga, mulai dari bangun tidur sampe bangun negara. Jadi orang yang cerdas adalah yang pengetahuannya tentang Islam sempurna nggak parsial alias sebagian aja. Nggak Cuma tau doang tapi juga mengamalkan. Sehinga nggak kayak toko buku berjalan. Dengan kata lain cerdas adalah selalu ingat mati dan menyelesaikan masalah dengan syari’ah.

Sayang seribu sayang, sekarang banyak diantara kita yang nggak cerdas. mungkin banyak yang cerdas secara intelektual, tapi nggak bisa ngontrol emosi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Serampangan, nggak pake perhitungan Islam. Bahkan seolah sengaja di opinikan bahwa kehidupan di dunia ini adalah segalanya. SEOLAH dunia ini adalah hidup yang sebenarnya.

Analogi buat orang yang seperti itu adalah seperti hewan qurban. Coba deh, hewan kurban itu kan pasti akan disembeleh cepat atau lambat tinggal nunggu giliran. Cuman, pas lagi nunggu giliran, alih-alih mencari jalan untuk kabur atau bersiap ngadepin malaikat izrail eeeh si hewan kurban ini jojong aja makan rumput, ngembak-ngembek. Kira-kira gitu deh... Hayoo, D’RISEr mau smart atau jadi mbek. ini adalah arrtikel ku yang dimuat majalah D'RICE tahun 2011 lalu. let's be Smart guys! 

Related

Dakwah 8317274001001905962

Post a Comment

  1. Artikel yg smart (dlm kacamata Islam) :-)
    Tp mb, aq sdkt trauma dg kata ini.. smart. :-(-:

    ReplyDelete

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item