Kiat Agar Cepat Dapat Jodoh

Kiat Agar Cepat Dapat Jodoh


Kiat Agar Cepat Dapat Jodoh - Menunggu adalah hal yang sangat membosankan. Suer. Apalagi menunggu jodoh. Serasa dunia mau kiamat. Orang tua yang sudah bertanya-tanya "kapan tho nduk, ibuk dapat mantu?", para tetangga yang mulai mencibir, sampai undangan nikahan teman-teman or adik-adik tingkat yang bikin hati iri. semuanya bikin galau tingkat tinggi. Apalagi kalau usia sudah menginjak kepala tiga. Hm...

Semasa aku jomblo, aku sama sekali tak pernah menjalin hubungan tanpa ikatan atau pacaran dengan lelaki manapun. Aku adalah seorang gadis tomboy yang orientasinya nilai pelajaran. Waktu luang ku habiskan utuk belajar, membahas soal, atau mengajari teman-temanku yang agak kesulitan dengan satu pelajaran. Sebenarnya, banyak teman laki-laki yang dekat denganku, tapi tak satupun dari mereka yang naksir sama aku “sekedar titip salam gitu” hehe ungkapan cinta monyet ala anak muda zaman aku masih SMA.


Pernah sih aku naksir sama seseorang, itupun tak terungkapkan. Soalnya yang aku taksir adalah guruku yang masih bujangan, hihihi... panas dingin kalo bapak itu datang. Tak berani memandang dan aku jadi kebingungan dibuatnya. Seperti tahu saja isi hatiku, si pak guru itu malah lebih intens menyuruhku ini itu. Hadeuuu pak, tau gak sih jantungku mau copot.


By the way, gimana sih kiat agar cepat dapat jodoh? Simak deh celotehku kali ini.

1. Harus punya niat yang mantap, azam yang kuat. Niatan itu awal, dalam hati patrikan bahwa kita sudah siap nikah. Azzam itu adalah tekad yang bulat, keukeuh, yang melekat erat dalam jiwa. Bukan sekedar kata-kata tanpa makna. Banyak lho akhwat yang bilang sudah siap nikah. Minta dicarikan ikhwan. Eeh sekalinya ikhwan nya sudah ada yang mau, si akhwat yang justru maju mundur kayak mobil odong-odong. Setelah dicek dan ricek ternyata doi belum punya niatan. Cuma sekedar selingan. Masih takut ini dan itu. Wis kalo gitu, siapin dulu hatinya. Tata sedemikian rupa agar benar-benar di permudah. Okey :)

2. Tuliskan niat/azzam itu. Bila perlu deklarasikan ke teman-teman, orang tua, tetangga atau siapapun yang ada di sekeliling kita. Idiiih malu dooong. Waktu aku lulus SMA, aku bertekad untuk kuliah dan bekerja. Tapi... ada ambisi kuat juga untuk nikah muda. Teman kuliahku pernah mengolok-olok aku, terkait mimpiku satu ini. “kamu mau nikah sama siapa, lha wong pacar aja nggak punya” gubrakssss! hatiku teriris demi mendengarnya. but show must go on.

Aku punya kebiasaan menuliskan impianku di dinding kamar, apapun. Meski waktu itu usiaku masih 19 tahun, aku sudah tuliskan gede-gede di dinding kamar kosan bahwa AKU AKAN MENIKAH TAHUN 2007. Hehe... pe-de banget, kekuatan mimpi kata master guruku. Gimana mau tercapai kalo cita-cita aja kagak ada. Deklarasi ini akan membantu mu mengingat targetan itu. Kalo terlanjur lupa, akan ada banyak orang yang mengingatkan, bahkan mencarikan. Sejak awal 2007 banyak lho ibu-ibu yang pada nawarin taáruf. Ya... karena mereka ingat azzamku tempo hari. Tuh kan... terbantu sekali. Meski nggak jadi... tapi kan sudah berusaha.


3. Say No to Pacaran or TTM (teman tapi mesra). Jangan kira pacaran bisa menghantarkan kita ke gerbang pernikahn, itu omong kosong. Temenku ada yang pacaran sejak SMP, weleh... sampe sekarang kayaknya doi belum merried juga tuh. Kesiaaaan... ipnupinModeOn.

Hm... kalau sudah ngaji mah nggak lah mbak kalo pacaran. Yup, emang nggak pacaran. Tapi TTM an. Utamanya di kalangan aktivis sekolah atau kampus nih. Karena sering berinteraksi ama yang namanya ikhwan, si akhwat jadi ke ge-eran, tambah lagi si ikhwan kegenitan. Sms-sms nggak mutu. sekedar nanyain “dah qiyamul layl ukhtiy...”gubraks! awalnya sms-an dakwah, saling mengingatkan shalat, lama-lama "dah maem belon". Trus pinjam meminjaman buku. Stop, cut! Ini sama aja taqrabu zina teman. Mengutip kata Ustadz Felix Xiaw “Sudahi atau Nikahi”!


4. Jangan malu untuk nyatakan duluan. Sebagaimana khadijah yang menanyakan kepada Rasul lewat Maysarah, aku dulu juga gitu. Waktu itu, kutanyakan hal serupa kepada calon Ayahnya Naufa. Mau nggak, nikah sama aku? Dan jawabannya "Siapa takut!". Nih dia lelaki sejati, berani datang ke wali bukan sibuk merayu putri. Proposalku diterima, dayung bersambut. Tentu setelah aku memastikan bahwa orang yang ku tanyai itu, bagus kualitas agamanya. Nggak sembarangan. Sebagaimana Khadijah yang mengamati baiknya agama nabiyullah, Muhammad saw.

Ceritanya, Dulu kami satu team dalam menggarap buletine remaja islam mingguan. Beliau pim-red nya dan aku dapat tugas menangani rublik Nisa (pas dengan namaku, katanya). Jalaran tresno soko kuliner, virus merah jambu mulai merasuk dalam hatiku, karena kerap kali bertemu, kurasa ia juga begitu. Akhirnya aku putuskan untuk mengakhirinya, karena aku memang belum siap menikah (masih 21 tahun). Dua tahun setelahnya, ku tanyakan padanya tentang hal tersebut, dan jadilah sekarang ada Naufa dan Naura. Padahal selama dua tahun kami tak lagi intens berinteraksi. itulah jodoh.


5. Buat proposal nikah. Hadeuuh kayak mau nyari job aja sih. Yup! Ini adalah kaidah kausalitas yang perlu dijalani. Soalnya gini, kadangkala ada seorang ikhwan yang tiba-tiba pindah ke kota tertentu. Masih bujangan, doi minta dicarikan calon istri. Nah... kalo kita sudah menyebarkan beberapa proposal kepada beberapa MC. Bisa jadi data kitalah yang akan diberikan pada doi. Jadi kan peluangnya lebih banyak. Hehe...

Tapi aku tak mempraktekkannya, soalnya aku masih kepikiran sama seseorang (calon ayahnya Naufa). Aku nggak mau nyesel, kalo sudah nikah sama orang lain ternyata aku berandai sekiranya aku dulu nikah sama beliau. Kalau beliau nggak ada rasa dan nggak mau nikah sama aku, jelas kan... jadi aku bisa proses taáruf sama yang laen. Waktu surat pertanyaan itu kulayangkan padanya, aku sudah menyiapkan 19 proposal nikah yang akan kusebar ke 19 MC. wooow... Agar, jika ternyata aku bertepuk sebelah tangan, aku tak larut dalam kesedihan patah hati dan segera berganti suasana hati.

Ternyata eh ternyata ke 19 proposal nikah itu kubuang semua, soalnya doi bilang iya, yes:D! Oya, yang terpenting dalam proposal nikah adalah biodata lengkap dan photo. Nggak usah ditulis visi dan misi menikah, itu mah nanti aja kalo orangnya sudah sreg.

6. Pilihlah MC (Mak Comblang alias perantara) yang tepat. Maksudnya, MC nya adalah orang yang terpercaya. Lebih keren lagi kalau beliau paham aturan pergaulan dalam Islam. Karena, kualitas orang yang akan dijodohkan dengan kita juga tergantung dari kualitas yang jadi MC. Jangan pilih MC yang comel, ember dan suka nyebarin berita burung. Karena proses taáruf adalah proses yang rahasia, belum boleh di umumkan. Ini dalam rangka menjaga nama baik kita, agar tak jadi bahan gosip. MC ini bisa orangtua kita, teman yang sudah nikah, guru, ustadz/ustadzah dll. Yang penting orangnya amanah. Oya, jangan cari MC yang belum nikah, karna bisa jadi orang yang berproses justru demen sama MC Nya, kalau ini yang terjadi –pataaah hatiiiikuuu jadinyaaa—nangis.com.

7. Berbenahlah. Nah, kalo proposal sudah kita sebar, tak perlu pusing dengan siapakah yang akan jadi suamiku nantinya sambil membayangkan ikhwan A, B, C atau D. Nggak usah. Percayakan pada Allah bahwa jodoh ada ditanganNya. Percayakan juga pada MC, bahwa ia akan membantu kita sekemampuannya. Sesekali bolehlah ditanyakan kepada MC perihal proposal nikah kita, apakah sudah ada kabarnya.:)

Justru yang perlu kita siapkan adalah, diri kita sendiri. Perbaikilah ketaatan kita pada Allah dalam segala hal. Ibadah, makanan, pakayan, akhlak, muamalah dll. Tambah terus ilmu yang terkait dengan penunaian kewajiban. Perluas cakrawala berfikir dengan banyak membaca buku-buku bermutu yang terkait dengan pernikahan. Tentang penyelenggaraan walimatul-úrsy yang syarí, tentang komunikasi, kuliner, tata ruang, keuangan rumah tangga dan lain-lain.

Jadi, saat jodoh itu datang, kita benar-benar sudah siap semuanya. Inget lho, pernikahan itu bukan ajang trial-error. Jangan sampai suami kita menyesal menikahi kita hanya gara-gara nggak bisa masak, atau nggak bisa ngatur uang alias boros.

Yakinlah bahwa laki-laki yang baik hanya untuk perempuan-perempuan yang baik dan sebaliknya. So... nggak usah ribet membayangkan laki-laki yang belum halal, tapi teruslah berbenah, insyaAllah jodoh akan semakin dekat :D

8. Dekatkan diri pada Ilahi. Inilah saat yang paling tepat untuk mengadukan segala gundah di dada pada-Nya, inilah saat yang paling sip untuk menangis memohon kemurahannya. Karena Dia, adalahah sang Maha segala-galanya. Di tangan-Nya lah Qadho rizki, jodoh dan ajal kita. Mumpung masih sendiri, nikmati khalwat panjang bersama-Nya. Soalnya kalau sudah berdua, apalagi bertiga, ber-empat, ber-lima dengan anak-anak, waktu akan banyak tersita untuk mereka.

9. Nah, kalau sudah ada laki-laki yang mau berproses dengan kita, jangan dipersulit dengan syarat yang rumit. Patokannya, baik agamanya. Yang lain (harta dan tahta) akan Allah permudah jalannya untuk kita setelah menikah. Seorang teman ada yang kriteria calon suaminya adalah rupawan, hartawan, bangsawan, dermawan, humoran, budiman. Emang sih nggak apa-apa alias boleh, tapi... kalo toh ada yang seperti kriteria itu, apakah yakin mau sama kita. Hehe... coz doi pasti punya kriteria yang sama seperti dirinya. Just kidding

10. Jalin komunikasi yang intens dengan keluarga. Biasanya, kalau kedua belah pihak sudah saling sreg, kendala selanjutnya ada pada pihak keluarga besar. Baik keluarga kita maupun calon pasangan kita. Nah, agar proses taáruf-khitbah-nikah berjalan lancar dan syarí maka harus di sosialisasikan apa yang menjadi harapan kita, apa yang menjadi dambaan kita, jauh-jauh hari.

Misalnya, kita ingin kelak, resepsi pernikahan kita dilaksanakan dengan syriát Islam yang lurus. Nggak pake tabaruj, orgenan apalagi sintrengan, campur baur, standing party dll maka hal tersebut harus sedini mungkin di komunikasikan ke pihak keluarga. Paling tidak keluarga inti (ayah dan ibu). Caranya beragam, misal mengajak orang tua menghadiri walimatul-úrsyi yang syarí. Sehingga mereka melihat contoh real nya. Jangan sampai, gagal nikah hanya gara-gara kita berantem sama orang tua yang nggak setuju dengan tata cara islami karna salah komunikasi.

11. Kalau semua sudah dijalani, tapi belum juga dapat jodoh, bersabarlah... Allah sedang menyiapkan pasangan terbaik untuk kamu. Yakinlah Allah telah catatkan jodoh untuk tiap manusia. Meski ada yang meninggal belum sempat bertemu dengan jodohnya, yakin kan hati bahwa Allah telah siapkan bidadara di surga-Nya. Atau... siapa tahu saja berjodoh dengan musáb bin umair, or sayyid qutb etc yang meninggal belum sempat menikah. mantab kan :D


gitu deh celotehku terkait kiat agar cepat dapat jodoh, moga bermanfaat [Uni]

Related

Sakinah 1111723191431995563

Post a Comment

  1. Jangan lupa sholat istikharah, betul ga mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. So many Thanks untuk masukannya :D namun, yang saya pahami Shalat Istikharah dilakukan jika ada dua pilihan sulit dihadapan kita. dan kita bingung memilihnya. misal, ada dua laki-laki bersamaan datang meminang kita. atau ada dua wanita yang membuat kita terpana. nah pada kondisi itu, lakukanlah shalat istikharah. namun... jika pilihannya cuma satu atau bahkan belum ada sama sekali, sebaiknya lakukanlah shalat hajad. Allahu a'lam... terimakasih telah mampir ke blog saya yang miskin ilmu ini :D

      Delete
  2. sama kaya saya mbak, sampai sekarang saya belum pernah pacaran. bukan karna gak laku, tapi karna saya terlalu malu kalo dekat-dekat cewek.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip mas ikhsan. gak usah pacaran. gak berkah. full maksiyat. ATM aja. amati, ta'aruf nikah. semoga di[ertemukan dengan wanita shalihah :)

      Delete
  3. Assalammualaikum wr wb, salam kenal dan salam ukhuwah. Kiat - kiatnya bagus mbk :) dan menginspirasi

    ReplyDelete
  4. wa'alaykumussalam... alhamdulillah... semoga bermanfaat ya mba yeni

    ReplyDelete
  5. Saya gak beranian sama cewek. Tak pernah pacaran. Saya gak berani. Tapi ada niat mau nikah. Gimana tu?

    ReplyDelete

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item