Guru Sejarah itu bernama Ayah

Guru Sejarah itu bernama Ayah

Guru Sejarah itu bernama Ayah
Dulu, ketika saya SMP, guru mata pelajaran pertanian pernah melempar saya dengan kapur tulis. Tepat sasaran. Kapur tulis itu berhasil membuat saya terbangun dari tidur siang. Beliau menyuruh saya untuk meletakkan kepala di luar kelas sementara badan saya tetap di bangku. How can I do that, sir...
 
Waktu itu saya cuma bisa pasrah plus malu banget, soalnya semua mata tertuju ke saya yang clingak-clinguk sambil melap wajah yang basah kena iler (iiiih jijay banget sih).
Sekarang, saya bisa maklum apa yang dilakukan guru saya dulu, pasti beliau kesal sekali dengan saya yang setiap jam pelajaran beliau, pasti saya tertidur. Jam pelajaran pertama masuk siang. Antara jam 13.00 sampai jam 14.30.

Seandainya saya jadi guru dan ketemu kasus serupa, mungkin saya akan lebih murka dari beliau.

Gak beda jauh, pada saat mata pelajaran sejarah, Geografi, Fisika dan PPKn-pun saya tertidur. Entahlah... mata rasanya gak bisa melek. bersyukurnya, guru-guru yang lain gak se-sangar guru pertanian. Gak sampe dilempar kapur tulis. Hehe...

Anehnya kalo sirine tanda istirahat atau tanda pulang berbunyi, rasa kantuk lenyap seketika. Haha... gak niat banget belajar kali ya. Sebenarnya nilai saya gak jelek2 amat, tp entahlah... seolah sy bisa memahami penjelasan guru di alam mimpi. Wkwkwk

Itu kejadian sekitar tahun 1996an, yup sekitar 21 tahun silam. Siswi SMP kelas 1. Semoga Allah balas semua kebaikan semua orang yang pernah menjadi guru saya, mereka adalah pahlawan bagi saya.

Sekarang, ketika saya memutuskan untuk homeschooling anak-anak saya, saya berfikir keras bagaimana agar kejadian saya dimasa silam tak terulang ke anak-anak. Secara usia SD kan pasti masih seneng main ketimbang belajar. Apalagi kalo pelajarannya rada boring.

Jadilah, untuk mata pelajaran sejarah saya berikan ke suami alias ayah nya anak-anak sebagai gurunya. Sebab, si ayah nih punya bakat story telling. Saya perhatikan, kalau si ayah sudah cerita (cerita apa saja) itu anak-anak bisa fokus dengar tanpa diminta. Berbeda dengan saya yang pelor (nempel meja molor) nih Naufa sama Naura malah gak molor-molor dengerin ayahnya cerita sejarah.

Kalo mantengin ayahnya ngajar sejarah, Dua jam kurang, bisa-bisa 3 jam sendiri untuk pelajaran sejarah. Coba kalo pas kelas tahfidz, yang saya handle... sejaaaam saja bisa duduk tenang bareng saya wah senang sekali saya dibuatnya.

Untuk buku rujukannya saya pakai kitab Qoshoshul-anbiya karya Ibnu Katsir, 60 karakteristik Sahabat karya Khalid Muhammad Khalid , Sirah Rasul al-Mubarokfury, Tabi'in karya DR. Basya, dll. Target tahun pertama menyelesaikan Qoshoshul-anbiya. Pernah sih, sebelum Naufa genap 6 tahun sudah sy khatamkan kitab 60 karakteristik Sahabat.

Selain kitab Qoshoshul-anbiya kami juga menggunakan beberapa wasilah pendukung, salah satunya video film terkait yang sedang dibahas. Video bisa googling di youtube yaitu kisah yang paling sesuai dengan tema dan dapat banyak ulasan bagus dari netizen. Saat ini sudah sampai pada kisah nabi ya'qub dan nabi yusuf, jadilah menonton video pendukung yaitu film Yuzarsif yang ada 34 episode ituh.

Masyaallah... bukan cuma anak-anak yang belajar dan betah mantengin ayah nya cerita, sayapun seolah kembali pada masa sekolah. Ah... seandainya dulu guru saya seperti ini, mungkin tidak ada ceritanya saya dilempar kapur ya... kenapa berandai-andai... astaghfirullah...

Pelajaran sejarah, sebagaimana Tahfidz adalah pelajaran pokok hampir setiap hari ada jam pelajarannya.

Lucunya, kalo pak gurunya lupa jadwal ngajar (entah karena sedang sibuk ngurus orderan dari costumer atau karna sibuk berjibaku dengan coding pembuatan website clien) Naufa atas inisiatifnya sendiri membawakan kitab Qoshoshul-anbiya yang tebalnya lebih dari seribu halaman serta menyerahkannya ke pak gurunya.

Sambil merengek: "Ayah... ayo bacain Qoshoshul-anbiya, Yah... ayo Yah... ayo Yah..." duh... pengen banget denger Naufa merengek hal yang sama ke bundanya: "Bunda... ayo tahfidz bund... ayo bund..." sayangnya itu hanya harapan saya.

Rupanya, bagi Naufa Naura pelajaran sejarah itu jauh lebih menyenangkan ketimbang Tahfidz, sebab Guru sejarah itu bernama Ayah.

Related

Parenting 7102124903727556021

Post a Comment

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item