Tafsir Surat At-Takaatsur Ayat 5

Tafsir Surat At-Takaatsur Ayat 5

Tafsir Surat At-Takaatsur ayat 5
Pada pembahasan sebelumnya yaitu tafsir surat At-Takatsur ayat ke 3-4, kita telah mengkaji ancaman Allah atas kelalaian kita. Ancaman berupa adzab baik saat sakaratul maut, di alam kubur maupun di neraka. Pada ayat ke 5 ini. Allah kembali menegaskan agar kita jangan berbuat kelalaian disebabkan At-Takatsur.

كَلا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ

Kalla lawta'lamuuna 'ilmal-yaqiyn. "Kalla" Jangan begitu. "Law" sekiranya. "Ta'lamuwna" kalian mengetahui. "'lmal-yaqin" pengetahuan yang meyakinkan. Janganlah begitu, seandainya saja kalian mengetahui pengetahuan yang meyakinkan ('ilmal yaqin).

Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa, manusia sebenarnya tidak akan berbuat kelalaian seandainya saja manusia mengetahui pengetahuan yang meyakinkan. 'ilmal-yaqin disini maknanya adalah ilmu terkait dengan keimanan terhadap hari akhir.

Dengan kata lain, Allah mengatakan pada kita "jangan begitu wahai manusia, sandainya kalian tahu bahwa kelak akan ada hari kiamat. Janganlah begitu seandainya saja kalian tahu kelak ada hari kebangkitan (yaumil ba'as). Janganlah begitu sekiranya kalian memiliki pengetahuan yang meyakinkan tentang hari perhitungan (yaumil-hisab). dan Janaganlah begitu, sekiranya kalian memiliki pengetahuan yang meyakinkan tentang hari pembalasan (yaumil-jaza') surga dan neraka.

Jadi kuncinya adalah ilmu. orang yang berilmu, cenderung terjaga dari kelalaian. Sementara kunci dari kelalaian adalah karena ketiadaan ilmu. Wajarlah jika ayat pertama yang diturunkan Allah kepada rasulallah saw adalah "iqro" artinya bacalah. Karena dengan membaca, kita jadi tahu, kita jadi berilmu dan diharapkan dengan ilmu tersebut kita akan terhindar dari kelalaian. Syarat mutlaknya jika 'ilmu tersebut diamalkan. Bukan sekedar jadi pajangan.

Rasulallah saw dalam salah satu riwayat bersabda:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ (رواه الطبراني)

Artinya,’Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu.” (HR. Thabrani)

Sehingga, kewajiban pertama seorang muslim adalah mencari ilmu. kewajiban personal setiap individu mu'min dan muslim adalah menuntut ilmu. sebagaimana sabda rasulallah saw:

 طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ 


Artinya : Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari)

Allah swt berfirman:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).

Para ulama berkata,

من كان بالله اعرف كان لله اخوف

“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah.”

Semakin seseorang berilmu, semakin ia memiliki rasa takut pada Allah. Rasa takut inilah yang membentengi seseorang dari maksiat dan kelalaian. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu dalam mengenal Rabbnya.

Asy Sya’bi berkata terkait dengan ilmu

إنَّمَا الْعَالِمُ مَنْ يَخْشَى اللَّهَ

“Orang yang berilmu, itulah yang punya rasa takut pada Allah”. 

Ibnu Mas’ud pernah berkata, كَفَى بِخَشْيَةِ اللَّهِ عِلْمًا وَكَفَى بِالِاغْتِرَارِ بِاَللَّهِ جَهْلًا

“Cukup rasa takut pada Allah disebut ilmu dan cukup orang yang terbuai dengan karunia Allah disebut bodoh.” (Majmu’ Al Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 3: 333)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وَإِذَا كَانَ أَهْلُ الْخَشْيَةِ هُمْ الْعُلَمَاءُ الْمَمْدُوحُونَ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ لَمْ يَكُونُوا مُسْتَحِقِّينَ لِلذَّمِّ وَذَلِكَ لَا يَكُونُ إلَّا مَعَ فِعْلِ الْوَاجِبَاتِ

“Jika orang yang takut pada Allah adalah para ulama, lalu mereka inilah yang terpuji dalam Al Qur’an dan mereka pun tidak dicela, maka merekalah yang biasa menjalankan kewajiban.” (Majmu’ Al Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 7: 21)

Kenapa orang yang berilmu cenderung takut kepada Allah? karena ia tahu bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, fana. Ia juga sadar bahwa ia akan mati, cepat atau lambat. Ia yakin bahwa kelak akan ada hari kiamat yang amat dahsyat. Ia juga menyadari bahwa Allah akan membangkitkan kembali seluruh manusia pada hari berbangkit (yaumil ba'ts). Lalu Allah kumpulkan manusia di padang mahsyar untuk dihitung satu persatu amal manusia pada hari perhitungan (yaumil-hisab). Setelah itu manusia akan dibalas atas apa yang telah mereka lakukan itu pada hari pembalasan (yaumil-jaza'). Dibalas dengan surga atau dengan neraka.

Manusia yang memahami hakikat kehidupan ini, dia tidak akan mudah tertipu dan lalai. Ia akan jadikan kehidupan dunia sebagai sarana untuk mengumpulkan bekal pulang ke negeri akhirat yang abadi. Sayang sekali hirs (ambisi) manusia terhadap 'ilmu tidak sebanding dengan ambisinya terhadap perhiasan dunia.

Lihatlah, betapa hari ini manusia sulit diajak untuk menuntut ilmu. Majlis-majlis ilmu kurang diminati. Sementara majlis kemaksiyatan ramai dikunjungi. Tidak heran jika saat ini kita jumpai banyak orang-orang di sekitar kita lalai. Lalai dari taat kepada Allah. Tidak takut kepada Allah. Melecehkan hukum-hukum Allah dan dengan entengnya (tanpa merasa berdosa) berhukum pada hukum buatan manusia. Sehingga kedzaliman merajalela.

Wahai jiwaku... Teruslah menjadi pembelajar, hingga engkau selamat dari kelalaian. Hingga engkau dapat merasai indahnya janji Allah berupa surga dan terhindar dari pedihnya adzab neraka.

Ya Allah kami memohon kepada Engkau, karuniakanlah kami ilmu yang bermanfaat serta amal shalih yang Engkau terima. Aamiin yaa mujibas saailin.

Related

Dakwah 536014360186590683

Post a Comment

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item