Tafsir Surat At-Takaatsur Ayat 1-2

Tafsir Surat At-Takaatsur Ayat 1-2

Tafsir Surat At-Takatsur ayat1-2
Para Ulama sepakat bahwa surat At takatsur termasuk surat makkiyah. Terdiri dari 8 ayat. Asbabunnuzul dari surat at takatsur ini adalah ketika orang-orang arab saling berbangga dengan banyaknya apa yang ada di sisi mereka berupa kenikmatan dunia. Setelah di bandingkan ternyata sama antara mereka lalu mereka sepakat untuk pergi ke kuburan dan saling berbangga lagi tentang jumlah ahli kubur yang menjadi pemuka masing-masing suku. Saling berbanyak-banyak pemuka dan berbangga. Maka turunlah ayat ini.

Kandungan global surat at-takatsur mencakup 3 pembahasan. Pertama, kenyataan bahwa kebanyakan manusia lalai dari allah, lalai dari kehidupan akhirat disebabkan saling berbanyak-banyak dalam rangka saling menyombongkan diri. Hingga manusia ini mengunjungi kuburan. Hal ini terkandung ayat pertama dan kedua.

Kedua, larangan untuk berbuat demikian, disertai dengan ancaman adzab api neraka. Hal ini terkandung dalam ayat ke 3 sampai ke 7. Adapun point terakhir adalah kelak akan di tanya atas semua nikmat yang Allah telah karuniakan kepada manusia.

Sebab Kelalaian Mayoritas Manusia

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ

Alhaakum at-takaatsur. Merupakan jumlah fi’liyah. Kalimat sempurna yang di awali oleh fi’il muta’addi (kata kerja yang membutuhkan objek). Dalam kalimat tersebut terdapat pola fi’il (kata kerja), faa’il (subjek atau pelaku) dan maf’ul bihi (objek sasaran perlakuan).

Alhaa adalah fi’il madhi atau kata kerja bentuk lampau. Alhaa - yulhiy - lahwan yang berarti melalaikan. Artinya menyibukkan diri dengan sesuatu sampai membuat orang tersebut lalai.

Siapa yang melalaikan? Atau siapa subjek alias pelaku yang telah membuat lalai? Yaitu at-takaatsur. Apa arti at-takaatsur? At-Takaatsur asal katanya adalah katsiiyrun yang berarti banyak. Ada tambahan harfu ta’ di depan yang berarti saling. Sehingga takaatsur berarti saling berbanyak-banyak.

Dalam hal apa? Allah tidak menyebutkan dalam hal apa at-takaatsur ini. Menurut imam Ibnu Qoyyim, ketika sesuatu itu tidak disebutkan secara spesifik, maka maknanya umum. Mencakup segala sesuatu yang bisa dibanggakan. Bisa jadi harta, jabatan, anak, istri, popularitas, dll.

Lalu siapa yang di lalaikan? Alhaakum at-takaatsur. Disana terdapat kata “Kum” yang menduduki posisi sebagai maf’ul bihi. Berupa isim dhomir jamak mudzakar. Yang artinya kalian. Kalian sedikit atau banyak? Banyak... Dan bisa jadi kita termasuk di dalamnya. Masa iya, kita termasuk. Lha wong sudah halaqah setiap minggu kok. Mari kita simak sebuah hadits qudsi riwayat bukhori dan muslim berikut:

 - حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ
{ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ }
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا ثُمَّ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا فَقَالَ أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا فَقَالَ أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا نِصْفَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَكَبَّرْنَا فَقَالَ مَا أَنْتُمْ فِي النَّاسِ إِلَّا كَالشَّعَرَةِ السَّوْدَاءِ فِي جِلْدِ ثَوْرٍ أَبْيَضَ أَوْ كَشَعَرَةٍ بَيْضَاءَ فِي جِلْدِ ثَوْرٍ أَسْوَدَ

“Allah berfirman: “Wahai Adam!” maka ia menjawab: “Labbaik wa sa’daik” kemudian Allah berfirman: “Keluarkanlah dari keturunanmu ahli neraka!” maka Adam bertanya: “Ya Rabb, apakah ahli neraka itu?” Allah berfirman: “Dari setiap 1000 orang, 999 di neraka dan hanya 1 orang yang masuk surga.” Maka ketika itu para sahabat yang mendengar bergemuruh membicarakan hal tersebut. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang menjadi satu orang tersebut?” Maka beliau bersabda: “Bergembiralah, karena kalian berada di dalam dua umat, tidaklah umat tersebut berbaur dengan umat yang lain melainkan akan memperbanyaknya, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Pada lafaz yang lain: “Dan tidaklah posisi kalian di antara manusia melainkan seperti rambut putih di kulit sapi yang hitam, atau seperti rambut hitam di kulit sapi yang putih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sampai kapan manusia dilalaikan?

حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ

Artinya: Hingga kalian menziarahi kubur.

Aktifitas saling berbanyak-banyak dalam rangka berbangga ini akan terus melalaikan manusia hingga manusia itu menziarahi kubur. Ada 2 penafsiran terkait ini. Pertama: manusia akan terus lalai hingga dia itu masuk ke dalam kubur.

Rasulallah shallallahu alaihi wasallam pernah mengkhabarkan bahwa sifat tamak yaitu cinta dunia tidak pernah mengenal kata puas.

    رَوَي اْلبُخَارِيُّ عَنِ ابْنِ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِي خُطْبَتِهِ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu al-Zubair tatkala di atas mimbar di Mekah dalam kubtahnya, beliau berkata; Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh dengan emas niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Al-Bukhari No.6438)

Jadi manusia tidak akan pernah berhenti dari kelalaian disebabkan saling berbanyak untuk kebanggan, hingga mulutnya disumpal dengan tanah. Dan realitas ini jamak kita temui ditengah-tengah masyarakat sejak dahulu hingga sekarang bahkan hingga hari kiamat.

Terutama, saat tata kehidupan bermasyarakat kita diatur oleh hawa nafsu manusia. Saat kebebasan berkepemilikan di bebaskan atas nama demokrasi. Seorang susi bahkan bisa memiliki sebuah pulau di aceh. Bahkan dinamai dengan namanya sendiri, pulau susi.

Begitupun kita melihat kerakusan kapitalis yang ingin melahab  semua kekayaan yang ada di muka bumi. Di muluskan oleh pejabat negara yang katanya merakyat tapi realitasnya menyengsarakan rakyat. “this is your opportunity”

Kerakusan seperti ini hanya bisa dihentikan kalau yang bersangkutan sudah masuk ke dalam kubur. Ini berlaku baik tataran individu,masyarakat maupun bernegara. Secara individu, seseorang yang sibuk dengan berbanyak dan berbangga akan dilalaikan dari mengingat Allah, mentaati Allah, dan berdakwah di jalan Allah.

Penafsiran  yang kedua terhadap ayat ini adalah, hingga manusia ini berziarahi kubur sekalipun, dia tetap at-takatsur. Saling berbanyak untuk berbangga. Hal ini sudah biasa terjadi. Padahal, semestinya hikmah berziarah kubur adalah mengingatkan kita tentang kematian. Sebagaimana sabda nabi:

زوروا القبور فإنها تذكركم الموت

“Berziarahlah kalian ke kuburan, karena ziarah kubur mengingatkan kalian akan kematian” (HR. An Nasai dan lainnya)

Inilah tujuan utama dari berizrah kuburan, agar kita ingat bahwa suatu saat nanti, cepat atau lambat kita pasti menjadi salah satu penghuninya. Karena itu ketika menziarahi kuburan kita diajarkan untuk mengucapkan :

السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون

“Salam sejahtera teruntuk kalian wahai penghuni negri, yaitu orang orang yang beriman, dan sejatinya kami dengan izin Allah pasti segera menyusul kalian” (HR Muslim).

Buat apa kita saling berlomba berbanyak-banyak untuk kesombongan. Apa yang patut di sombongkan?

 - حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْرَأُ أَلْهَاكُمْ التَّكَاثُرُ قَالَ يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي مَالِي قَالَ وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ وَقَالَا جَمِيعًا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدٍ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنَا أَبِي كُلُّهُمْ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ انْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ بِمِثْلِ حَدِيثِ هَمَّامٍ

Diriwayatkan oleh Muslim dari hadith Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Anak Adam berkata: Hartaku, hartaku, Allah berfirman: Apakah engkau memiliki harta wahai anak Adam kecuali apa yang engkau telah makan dan habis, atau engkau pakai lalu rosak, atau engkau sedekahkan lalu engkau berlalu membawanya dan apa-apa selain itu maka dia pergi dan ditinggalkan untuk orang lain”

عن أنس رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ( يتبع الميت ثلاث فيرجع اثنان ويبقى واحد يتبعه أهله وماله وعمله فيرجع أهله وماله ويبقى عمله ) رواه البخاري ومسلم .

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadith Dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “ Si mati itu diikuti oleh tiga golongan. Akan kembali dua golongan dan satu golongan akan tetap menemaninya. Dia akan diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang sementara amalnya akan tetap menemaninya ”. [1]


perlu diingat bahwa yang tercela itu adalah bukan banyaknya tapi bersombong-sombong.
jadi orang kaya yg berinfaq di jalan Allah dijalan dakwah insyaallah menghantarkan kepada surga
wahai orang-orang yang beriman jangan sampai harta kalian, anak-anak kalian melalaikan dari dzikir kepada Allah.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (٩)


Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (munaafiqun :9)

Proses orang lalai itu sedikit demi sedikit. Berhati-hati jika Allah sudah menambahkan rizki pada kita. Apakah itu melalaikan dari tholabul-’ilmi, beribadah, berdakwah, dan amal shalih lainnya? Jika iya, segera bertaubat. Sebab  kalau sudah terlanjur parah, susah dikembalikan.
Astaghfirullah...

Semoga kita tergolong orang-orang yang disebutkan oleh Allah dalam firmannya:

{رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ}

“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS an-Nuur:37).

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ (٢٠)

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (TQS al-Hadid [57]: 20).

Allahu a’lam bish-showab

Related

Dakwah 7483631759341062153

Post a Comment

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item