Indahnya Menikah Tanpa Pacaran

Indahnya Menikah Tanpa Pacaran

Indahnya Menikah Tanpa Pacaran
Indahnya Menikah Tanpa Pacaran—Bukan Surabaya namanya kalo nggak panas. Gerah adalah makanan sehari-hari kota bersimbol buaya dan ikan hiu ini.

Pagi ini, kuajak Naufa dan Naura jalan-jalan ke kebun bibit, kebun flora yang ada di tengah kota. Suasana kebun bibit lumayan segar, pohon yang rindang memenuhi taman. Tempatnya bersih, pokoknya adeeem banget.

Banyaknya rupa-rupa mainan dan pemandangan membuat Naufa girang bukan kepalang. Ia berlari mendekati sekumpulan rusa, melihat burung, melihat anak-anak TK yang sedang asyik main khas outbond. waah senangnya aku melihat Naufa berlarian kesana kemari.

Namun... suasana yang sejuk itu terpaksa berubah teramat gerah. Beberapa pasang muda-mudi memasuki area taman. Mereka tampak menikmati kemesumannya. Aku yang melihat adegan mesum begitu, ingin rasanya berteriak. Hatiku panas sekali. Aku tak tahan melihat kemaksiyatan itu berlangsung di depan ku.

Ya Allah... anugrahi hamba keberanian untuk amar ma'ruf nahiy munkar. Aku harus berani menegur mereka, aku harus berani, gumamku dalam hati. Naufa yang berlari kesana kemari membuyarkan konsentrasiku. Lama aku terpaku, ku pelototi dua orang anak muda yang ada di dekatku. Ku ekspresikan wajah sinis, pertanda aku sangat benci dengan perbuatan mereka. Tapi.. nampaknya mereka telah mati rasa, mereka berlalu menjauh dariku sambil berjalan bak truk gandeng.

Pikiranku melayang ke jaman aku masih sekolah dulu. Aku sering diejek sama teman-teman karena nggak punya pacar. Maklumlah dulu aku sekolahnya di SMK jurusan akuntansi. Mayoritas siswanya berjenis kelamin perempuan. Rata-rata temenku dah pada punya cowok, Setiap week end mesti ada yang apel. Kadangan iri sih, kok nggak ada cowok yang nembak aku ya... (pikirku dalam hati). padahal, teman cowok ada 4 biji di kelas ku dan semuanya dekat dengan ku.  Kedekatan mereka denganku bukan dalam rangka 'nembak' melainkan mau belajar n liat tugas kalau ada PR. hehehe

Setelah aku kuliah dan mengenal Islam lebih dalam, aku justru mensyukuri kondisi 'nggak pernah pacaran sama sekali" sebelumnya. Bukan apa-apa, ternyata pacaran itu dilarang agama, karna mendekati zina.

"Bunda... Bunda... kesini!" Naufa memanggil-manggil sembari melambaikan tanganya. Aku terkaget dan segera bergegas menghampiri Naufa. Kami pun beralih bermain ke arena lainnya. Nyatanya sama saja.

Di tempat baru itu bahkan ada dua pasangan tak tau malu. Beruntunglah,disana ada seorang ibu muda sedang bermain juga dengan 2 putrinya. Aku mulai berkenalan dan ngobrol banyak dengannya. setelah merasa dekat, ku utarakan kegerahan hatiku padanya, bahwa aku muak dengan aktivitas mesum aktivis pacaran itu. Diapun punya perasaan yang tak berbeda.

 "Padahal, sudah ada larangan penggunaan tempat ini sebagai tempat pacaran lho mbak..." katanya. "O... Jadi... Ada peraturannya ya...? tanyaku memastikan. Maklum, meski sudah dua tahun lebih kami tinggal di Surabaya, baru kali itu kami masuh kebun Bibit.
"Iya Mbak, bahkan sering diworo-worokan lewat speaker, nggak boleh begituan disini, karena disini tempat bermain anak-anak"

"Wah... ada celah nih" batin ku dalam hati. Kulihat sepasang muda-mudi yang posisinya paling dekat degan kami. Wajah lelakinya tampak sangar. Aku jadi gelisah. Maju mundur maju mundur perasaan. Bagaimana jika ia marah-marah padaku. Bagaimana jika ia melakukan tindak kekerasan  karena nasehat ku, sementara kami kesini tanpa Ayah Naufa, karena beliau tengah bekerja. Aku terdiam sejenak.

Ya Allah... harus kah aku diam dengan semua ini...?
Kemana imanku?
Samapai kapan ya Allah... selemah-lemah iman terpatri di hati?
Aku harus berbuat, aku harus berbicara, setidaknya gerah hatiku bisa terobati. Aku menarik nafas panjang. Ku atur kata-kata yang akan ku sampaikankan. Setelah merasa cukup tenang. Aku berjalan menghampiri mereka sambil menggendong Naura. Naufa ku biarkan bermain sendirian. Bismillah...

"Assalamuálaykum..." sapaku pada keduanya, mereka tengadah memandangku, karena posisinya tengah duduk lesehan berdempetan.
"Maaf ya Mas..., Mbak... setahu saya, disini ada peraturan tidak boleh dijadikan tempat pacaran" suaraku agak tertahan menahan emosi yang nyaris tumpah.
"Gimana bu...", sahut yang lelaki... ku ulangi lagi kata-kataku untuk yang kedua kalinya.
"Maaf ya Mas..., Mbak... setahu saya... disini ada peraturan tidak boleh dijadikan tempat pacaran. karena disini tempat bermain anak-anak..."
"O gitu ya..." sahut si lelaki.
"Lagian dalam Islam aktivitas pacaran, seperti ini (tanganku menunjuk truk gandeng itu) haram hukumnya. Nggak boleh. Karena ini mendekati zina" tambahku penuh tendensi. Tak kusanggka wajah sangar si lelaki berubah senyuman dan anggukan pertanda mengerti apa yang aku sampaikan. Justru yang sewot si perempuannya. Ia berdiri sinis, memandangku dengan tatapan tak suka kemudian menggandeng si lelaki meninggalkan kami.

"Ya Rabbiy... anugrahi mereka petunjuk-Mu ya Allah... Ampuni segala dosaku karena lemahnya imanku..."

Aneh ya, kalau dulu, perempuan diperkosa bisa stress berat. Trauma nggak hilang-hilang. lha sekarang, para perempuan justru berlomba minta di'perkosa' masya Aallah... Naúdzubillahi mindzalika.

Banyak orang berdalih, kalau nggak pacaran, lantas gimana nikahnya? apa enaknya nikah tapi nggak kenal dekat lewat pacaran?

Nyatanya, di usia ku yang ke 23 aku resmi melepas status 'jomblo' ku. Ayah Naufa menikahiku pada 19 oktober 2007. sekarang kami sudah dikaruniai 2 orang putri (Naufa dan Naura). Kami sama sekali nggak pernah pacaran lho... indahnya? jangan ditanya... cobain aja, tar ketauan deh gimana rasanya... so kalo sekarang kamu nggak punya pacar, pertahankan statusmu itu sampai ada lelaki sejati yang melamarmu untuk dijadikan istri, bukan dijadikan gundik bernama 'pacar'.

Ku kecup Naura yang ada di gendonganku. "Ya Allah... jadikanlah Naufa dan Naura putri-putri kami yang shalihah. Yang menjaga kesuciannya. Yang malu menjadi perhiasannya. Aameen"[uni]. 

Related

Dakwah 2459623551908548830

Post a Comment

  1. Assalamualaikum wr. wb
    Bunda Naufa, sex pra-nikah itu dilarang oleh Allah SWT dan dapat menimbulkan efek negatif yang sangat merugikan pihak perempuan. Contohnya hamil sebelum menikah, tentunya ini akan membuyarkan impian dan rencana masa depan cewek yang hamil, belum lagi jika cowoknya tidak bertanggung jawab.
    Penjelasan ibu diatas lebih kepada tindakan mesum yang merupakan pacaran yg tidak sehat. Yang ingin saya garsbawahi di sini, bedakan antara pacaran dengan sex bebas/mesum. Pacaran yang sehat adalah relasi dan komitmen antara pria dan wanita sebagai tahapan saling mengenal, menemukan kecocokan / tidak. Selanjutnya setelah melewati tahapan awal tersebut adalah tahapan dimana kedua insan tersebut merencanakan kehidupan rumahtangganya yang berlanjut ke pertunangan.
    Ibaratnya pacaran adalah kepala, dan perbuatan mesum adalah sakit kepala. Nah, cara menyembuhkan sakit kepala ya diberi obat, bukannya malah memenggal kepala. begitu pula dengan pacaran, ciptakanlah relasi yg positif bebas dari hal2 mesum, bukan malah mengharamkan pacaran/relasi. Bagaimanapun, relasi sebelum pernikahan sangat diperlukan untuk mewujudkan keluaga yg sakinah mawadah dengan mengenal bibit bebet bobotnya.
    Bayangkan jika tanpa pacaran, langsung ajak menikah, kalau dalam perjalanan rumahtangga jika terjadi ketidak cocokan bagaimana? cerai??? ingat, cerai itu dimurkai oleh Allah SWT. dan manusia akan dicapekan dengan aktivitas kawin cerai kawin cerai, yang seharusnya berbahagia hidup berumahtangga.
    Bukan pacaranya yang dilarang, tapi perbuatan mesumnya yg harus dengan tegas dilarang.
    Terimakasih, wassalam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wa'alaykumussalaam wrwb. mmgnya pacaran yg sehat itu ky gmn bu/pak? mohon maaf sy tdk tahu krn alhamdulillah sy jd dpt jodoh tanpa didahului dgn aktivitas pacaran. soal cerai bukankah contoh buktinya sdh byk yg pacaran btahun2 tp ktk menikah akhirnya cerai jg?
      jd mnurut sy pacaran bukan jaminan rumah tangganya akan SAMARA. apa iya ada yg pacaran tanpa pegangan tangan dan kecup sana sini? dlm Islam zina tak hanya soal hub seksual, bahkan melihat lawan jenis dgn nafsu saja sdh zina. zina mata namanya. apalagi anak zmn skrg melakukan hub seksual pake direkam dan disebar di internet. so, kynya pacaran ga bisa diklaim sbg aktivitas yg positif bu/pak. thx

      Delete

emo-but-icon

Tulisan Unggulan

Sebulan Bisa Hafal Satu Juz?

Hafalan Al-Qur'an Yuuuk Saya memulai jadwal tahfidz harian ba'da shubuh. Saat suasana masih sangat tenang, Goma masih lelap ...

Catatan Terbaru

item